Bojonegoro Waspada Demam Berdarah: Kasus Menurun, Ancaman Tetap Mengintai

Bojonegoro mencatat 117 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal tahun ini, dengan dua kasus berujung pada kematian. Dinas Kesehatan setempat terus meningkatkan kewaspadaan, meskipun terjadi penurunan kasus dalam beberapa bulan terakhir.

Kabid P2P Dinkes Bojonegoro mengungkapkan bahwa Januari mencatat angka tertinggi dengan 53 kasus. Tren menurun terlihat pada Februari (48 kasus), Maret (18 kasus), dan April (4 kasus). Penurunan ini diduga kuat terkait dengan peralihan musim dari hujan ke kemarau.

Namun, kewaspadaan tetap diperlukan. Meskipun memasuki musim kemarau, curah hujan yang masih tinggi pada bulan Mei menjadi perhatian khusus. Potensi peningkatan kasus tetap ada, mengingat DBD dapat terjadi sepanjang tahun, tak terbatas pada musim tertentu.

Nyamuk Aedes Aegypti, pembawa virus DBD, memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi. Seekor nyamuk betina mampu menghasilkan hingga seratus telur, yang dapat menetas dalam waktu singkat, antara dua hingga tiga hari. Jentik nyamuk ini juga memiliki daya tahan yang baik, bahkan di lingkungan yang panas.

Dinas Kesehatan Bojonegoro secara rutin mengeluarkan surat edaran mengenai pencegahan penyebaran nyamuk DBD. Fogging atau pengasapan menjadi opsi terakhir dalam upaya pengendalian, mengingat dampaknya terhadap lingkungan. Penggunaan insektisida dalam fogging tidak hanya mematikan nyamuk, tetapi juga berpotensi membahayakan serangga lain dan ekosistem sekitar.

Scroll to Top