Jalur Gaza menghadapi tragedi kemanusiaan yang mendalam, dengan ratusan anak-anak menjadi korban kelaparan dan dehidrasi yang semakin parah. Kondisi ini diperburuk oleh penutupan perbatasan yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan, menyebabkan kekurangan gizi akut yang meluas di kalangan anak-anak.
Rumah sakit di Gaza utara kewalahan merawat bayi dan anak-anak kecil yang menderita kekurangan gizi parah dengan sumber daya yang sangat terbatas. Lebih dari 65.000 anak yang dirawat di rumah sakit menjadi bagian dari 1,1 juta penduduk Gaza yang setiap hari berjuang melawan kelaparan.
Situasi ini diperburuk oleh aksi militer yang intensif. Aksi kekerasan yang berkelanjutan telah menewaskan dan melukai ribuan warga Palestina di seluruh Jalur Gaza.
Krisis ini telah memicu kecaman internasional, tetapi tindakan nyata untuk meminta pertanggungjawaban pihak-pihak terkait masih minim. Akibatnya, anak-anak Palestina terus menderita dampak dari situasi yang mengerikan ini.