Pertemuan sejumlah menteri kabinet dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di tengah lawatan Presiden Prabowo Subianto ke luar negeri menuai perhatian.
Direktur Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti, menilai kunjungan para menteri ke kediaman Jokowi tidak dapat dianggap sebagai hal yang lumrah. Menurutnya, momentum kunjungan saat Prabowo berada di luar negeri menjadi pertanyaan. Seolah ada kesempatan untuk berinteraksi lebih leluasa tanpa kehadiran Prabowo.
Ray menambahkan, pernyataan para menteri usai pertemuan, yang menyebut Jokowi sebagai "bos" dan melaporkan hasil kerja, juga menimbulkan kejanggalan. Seharusnya, laporan kinerja disampaikan kepada Prabowo sebagai presiden saat ini, serta kepada masyarakat. Menyampaikan hasil kerja kepada mantan presiden dianggap tidak lazim.
Lebih lanjut, Ray mengaitkan kunjungan ini dengan potensi perubahan konstelasi politik nasional, terutama setelah silaturahmi Prabowo dengan Megawati Soekarnoputri. Kedekatan Prabowo dengan Megawati dapat berimplikasi pada hubungan antara Istana dan Solo (kediaman Jokowi).
Kondisi ini membuka peluang terjadinya reshuffle kabinet, yang mungkin menyasar menteri-menteri yang merupakan "titipan" Jokowi. Oleh karena itu, pertemuan para mantan menteri Jokowi dengan Jokowi dapat diartikan sebagai upaya konsolidasi kelompok menteri yang dekat dengan mantan presiden tersebut.