Pekan depan, pasar keuangan Indonesia akan dipengaruhi oleh serangkaian sentimen baik dari dalam maupun luar negeri. Investor perlu mewaspadai perkembangan perang dagang AS-China serta keputusan suku bunga dari berbagai negara. Data dari Bank Indonesia (BI) juga akan menjadi fokus utama.
Pada hari Senin (14 April 2025), BI akan mengumumkan data cadangan devisa (cadev) untuk periode Maret 2025. Sebelumnya, cadev Indonesia mengalami penurunan menjadi US$154,5 miliar pada Februari 2025, setelah mencapai rekor tertinggi US$156,1 miliar di bulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah di tengah gejolak pasar global. Meskipun demikian, posisi cadev masih memadai untuk membiayai 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri, jauh melampaui standar kecukupan internasional.
Selanjutnya, pada hari Selasa (15 April 2025), BI akan merilis Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) untuk periode Maret 2025. Pada Februari 2025, IKK tercatat menurun menjadi 126,4 dari 127,2 di Januari. Penurunan ini mengindikasikan potensi melemahnya daya beli masyarakat dan penyusutan kelas menengah, mencapai titik terendah sejak November 2024. Penurunan kepercayaan konsumen mencerminkan kekhawatiran akan prospek pekerjaan dan pendapatan di masa depan, yang mengindikasikan tekanan pada kondisi ekonomi rumah tangga.
Pada hari Rabu (16 April 2025), China akan merilis data pertumbuhan PDB kuartal I-2025, yang diperkirakan akan melambat dibandingkan kuartal IV-2024 menjadi hanya 5,1% year-on-year. Pertumbuhan ekonomi China yang lebih rendah dapat berdampak negatif bagi Indonesia sebagai mitra dagang utama.
Pada hari Kamis (17 April 2025), Ketua The Fed, Jerome Powell, akan memberikan pidato di Economic Club of Chicago. Investor akan mencermati pernyataan Powell yang dapat memengaruhi kebijakan The Fed, nilai dolar AS, dan kondisi perekonomian AS secara keseluruhan.
Pada hari yang sama, Turki dan Zona Euro akan mengumumkan keputusan suku bunga. Zona Euro diperkirakan akan menurunkan suku bunga dari 2,65% menjadi 2,4% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Tarif Trump terhadap China
Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, akhirnya memberikan pengecualian terhadap sejumlah produk elektronik, termasuk smartphone, komputer, dan komponen teknologi penting lainnya, dari tarif balasan yang diberlakukan terhadap barang impor asal China. Kebijakan ini memberikan angin segar bagi perusahaan teknologi seperti Apple, yang sebagian besar produksinya berada di China. Pelaku pasar perlu terus memantau perkembangan kebijakan tarif dagang ini karena dapat berdampak signifikan bagi Indonesia dan pasar keuangan domestik.