Harga emas global mengalami penurunan signifikan sepanjang pekan ini, dipicu oleh kombinasi faktor global yang meredakan kekhawatiran pasar. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga emas tercatat US$3.240 per troy ons, turun 0,21%. Tren penurunan ini telah berlangsung selama empat hari berturut-turut, mengakibatkan koreksi mingguan sebesar 2,35%.
Meredanya ketegangan perdagangan global menjadi pemicu utama. Pernyataan Presiden AS tentang potensi kesepakatan dagang dengan sejumlah negara, termasuk China, meningkatkan optimisme pasar. Sentimen ini mendorong investor untuk kembali ke aset berisiko seperti saham, mengurangi permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
Analis pasar senior, Bob Haberkorn, menyoroti bahwa sinyal positif terkait kesepakatan perdagangan memicu aksi ambil untung pada emas. Pasar merespons dengan mengalihkan investasi ke aset yang dianggap lebih menjanjikan di tengah prospek ekonomi yang membaik.
Selain itu, libur panjang di China, konsumen emas terbesar di dunia, turut memperburuk tekanan pada harga. Penutupan pasar di China mengurangi aktivitas pembelian emas secara signifikan.
TD Securities mencatat bahwa libur di China menciptakan kekosongan likuiditas, yang semakin menekan harga emas pada saat sentimen pasar sedang berubah.
Data ekonomi AS yang kuat juga berperan dalam penurunan harga emas. Laporan penggajian non-pertanian AS menunjukkan penambahan 177.000 lapangan kerja pada bulan April, melampaui perkiraan awal. Hal ini mendinginkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve dalam waktu dekat. Kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS juga mengurangi daya tarik emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil.