Nilai tukar rupiah menunjukkan performa yang menggembirakan pada penutupan perdagangan hari Jumat, 2 Mei 2025. Data menunjukkan rupiah menguat tajam terhadap dollar AS, memberikan angin segar bagi perekonomian.
Menurut data pasar spot, rupiah berada di level Rp 16.437 per dollar AS, menguat 139 poin atau 0,84 persen. Bank Indonesia (BI) juga mencatat penguatan rupiah melalui kurs referensi Jisdor di level Rp 16.493 per dollar AS. Angka ini lebih baik dibandingkan posisi sebelum libur Hari Buruh yang berada di Rp 16.679 per dollar AS.
Penguatan rupiah ini sejalan dengan tren positif di pasar mata uang Asia. Yen Jepang, won Korea Selatan, peso Filipina, rupee India, ringgit Malaysia, dan baht Thailand turut mencatatkan penguatan. Bahkan, dollar Taiwan mengalami lonjakan signifikan.
Meredanya ketegangan perang dagang antara AS dan China menjadi salah satu faktor pendorong penguatan rupiah. Pernyataan China yang membuka diri untuk dialog tarif dengan AS disambut positif oleh pasar. Selain itu, sinyal dari Presiden AS Donald Trump terkait potensi kesepakatan dagang dengan India, Jepang, dan Korea Selatan juga memberikan sentimen positif.
Dari dalam negeri, rilis data inflasi April 2025 yang mencapai 1,95 persen (year on year/yoy) turut mendukung penguatan rupiah. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Maret 2025 yang sebesar 1,03 persen (yoy), mengindikasikan peningkatan aktivitas ekonomi dan perbaikan permintaan domestik. Kenaikan inflasi ini menjadi indikator positif yang memperkuat nilai tukar rupiah.