Gelombang PHK di Industri Penyiaran Indonesia: Efisiensi dan Perubahan Lanskap Media

Indonesia tengah menghadapi tantangan serius dengan maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai sektor industri. Industri penyiaran pun tak luput dari dampak ini, menimbulkan keresahan di kalangan pekerja media.

Sebuah video viral di TikTok yang dibagikan oleh akun @Okky – LifeAfterLayoff, memperlihatkan seorang mantan karyawan INews TV MNC Media Biro Jawa Timur mengungkapkan penutupan biro tempatnya bekerja. Ia dan rekan-rekannya kehilangan mata pencaharian akibat keputusan tersebut.

Para korban PHK menduga bahwa gelombang PHK ini merupakan imbas dari upaya efisiensi yang dilakukan perusahaan secara bertahap.

"Setelah badai efisiensi yang silih berganti kini tiba saatnya kami harus berhenti," ungkapnya dalam video tersebut.

Namun, di tengah kesulitan ini, semangat untuk bangkit tetap menjadi pilihan. Akun @Okky – LifeAfterLayoff mengajak rekan-rekan senasib untuk saling menguatkan dan bangkit bersama.

Video tersebut menuai berbagai komentar dari pengguna media sosial, memunculkan beragam dugaan terkait penyebab PHK di industri penyiaran.

Salah satu dugaan kuat adalah perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses informasi. Kini, masyarakat lebih memilih platform digital seperti YouTube, media sosial, dan layanan streaming sebagai sumber berita dan hiburan utama.

Akibatnya, stasiun TV mengalami penurunan pendapatan iklan yang signifikan. Kondisi ini memaksa perusahaan media untuk memangkas biaya operasional, yang berujung pada PHK massal dan penutupan kantor cabang di berbagai daerah.

"Penyebab utamanya adalah masyarakat lebih memilih main hp scroll tiktok, buka FB, Instagram, YouTube atau Netflix," tulis akun @Abang Ojol dalam komentar video tersebut.

Beberapa pihak juga menduga bahwa kebijakan efisiensi pemerintah turut mempengaruhi kondisi ini.

"Efisiensi Prabowo itu karena satu program ambisius makan siang gratis yang membutuhkan dana 750 triliun, imbasnya di semua sektor," tulis akun @Abah WAN Ubud.

Hingga saat ini, pihak perusahaan belum memberikan pernyataan resmi terkait PHK ini.

Berita Terkait:

  • Profil Kompas TV yang Bubarkan Program Sport Pagi dan PHK Massal Karyawan (2 Mei 2025)
  • FOMO Bahas PHK Massal Kompas Gramedia Group, Efesiensi Jadi Salah Satu Penyebab (2 Mei 2025)
  • Viral di TikTok, PT Allianz PHK Ratusan Karyawan Demi Efisiensi (5 April 2025)
  • Badai PHK Jadi Salah Satu Penyebab Perputaran Uang di Lebaran 2025 Merosot Drastis (1 April 2025)
  • Perusahaan Sepatu Nike PHK Ribuan Pekerja di Indonesia, Begini Sejarahnya Sejak 1969 (8 Maret 2025)
Scroll to Top