Kebakaran Dahsyat Landa Israel, Bantuan Internasional Mengalir

TEL AVIV – Israel berjuang melawan kebakaran hutan besar yang meluas dengan cepat, memicu respons internasional yang signifikan. Beberapa negara sahabat segera mengirimkan armada pesawat pemadam kebakaran untuk membantu memadamkan kobaran api yang mengancam pemukiman dan infrastruktur vital.

Kebakaran, yang dimulai di perbukitan dekat Yerusalem, diperparah oleh kondisi cuaca ekstrem: panas terik, kekeringan, dan hembusan angin kencang. Dampaknya sangat luas, memaksa evakuasi warga dari beberapa komunitas dan memaksakan pembatalan perayaan Hari Kemerdekaan. Asap tebal bahkan menyelimuti langit Yerusalem, menciptakan pemandangan suram.

Menurut juru bicara badan pemadam kebakaran dan penyelamatan Israel, Tal Volvovitch, kebakaran ini telah melahap sekitar 5.000 hektar lahan, menjadikannya salah satu yang terbesar dalam dekade terakhir. Meskipun skala kerusakannya signifikan, keajaiban terjadi karena tidak ada rumah yang hancur.

Tim penyelamat terus mengingatkan masyarakat untuk menghindari taman dan hutan, serta berhati-hati saat menggunakan alat pemanggang, terutama mengingat Hari Kemerdekaan Israel biasanya dirayakan dengan acara barbekyu keluarga.

Akibat langsung dari kebakaran ini, setidaknya 12 orang dirawat di rumah sakit karena menghirup asap, sementara 10 lainnya menerima perawatan di lokasi kejadian. Dua puluh petugas pemadam kebakaran juga mengalami luka ringan saat berjibaku memadamkan api.

Delapan negara sahabat menunjukkan solidaritasnya dengan mengirimkan pesawat pemadam kebakaran:

  1. Italia
  2. Kroasia
  3. Spanyol
  4. Prancis
  5. Ukraina
  6. Rumania
  7. Makedonia Utara
  8. Siprus

Selain bantuan udara, negara-negara lain juga memberikan dukungan. Pihak berwenang Israel mengerahkan 10 pesawat pemadam kebakaran pada Kamis pagi, dengan tambahan delapan pesawat dijadwalkan tiba sepanjang hari.

Untungnya, perintah evakuasi di sekitar selusin kota di perbukitan Yerusalem telah dicabut. Tiga komunitas agama Katolik yang sebelumnya dievakuasi juga telah diizinkan kembali ke properti mereka. Meskipun lahan pertanian mereka, termasuk kebun anggur dan pohon zaitun, mengalami kerusakan yang signifikan, gereja-gereja bersejarah tetap aman.

Jalan raya utama yang menghubungkan Yerusalem dan Tel Aviv, yang sempat ditutup karena api melintas, kini telah dibuka kembali. Namun, pemandangan yang menyedihkan dari area yang terbakar luas dan lapisan anti-api berwarna merah muda tetap terlihat jelas.

Kebakaran hutan memang kerap terjadi di Israel selama musim panas, tetapi kebakaran besar di awal tahun seperti ini merupakan kejadian yang tidak biasa. Banyak hutan di Israel merupakan hasil penanaman, bukan hutan alami.

Para ahli percaya bahwa kombinasi faktor, termasuk musim dingin yang kering, cuaca panas yang ekstrem, dan angin kencang yang berubah-ubah, telah berkontribusi pada penyebaran api yang cepat.

Anat Gold, direktur wilayah tengah Israel untuk Dana Nasional Yahudi (KKL), menekankan bahwa perubahan iklim, yang menyebabkan berkurangnya curah hujan, memperburuk situasi. "Tentu saja, ketika terjadi serangkaian tahun kekeringan, itu menjadi lahan yang subur untuk kebakaran," katanya.

Tragedi ini mengingatkan pada kebakaran hutan besar tahun 2010 di Gunung Karmel yang menewaskan 44 orang dan menghancurkan sekitar 12.000 hektar lahan.

Scroll to Top