Pasar saham dunia mayoritas mencatatkan kinerja impresif, bahkan mencetak rekor baru. Indeks S&P 500 melonjak 1,47% dan ditutup pada level 5.686,67, menandai kenaikan sembilan hari berturut-turut, rentetan terpanjang sejak November 2004. Indeks Dow Jones Industrial Average juga melesat 1,39%, mencapai level 41.317,43. Sementara itu, Nasdaq Composite menguat 1,51% dan berakhir pada 17.977,73.
Kinerja positif ini didorong oleh beberapa faktor. Data tenaga kerja AS menunjukkan penambahan 177.000 pekerja di bulan April, melampaui ekspektasi para ekonom. Meskipun lebih rendah dari bulan Maret, angka ini meredakan kekhawatiran resesi yang sempat menghantui pasar. Tingkat pengangguran stabil di 4,2%, sesuai perkiraan.
Optimisme pasar semakin diperkuat oleh sinyal positif dari China terkait kemungkinan dimulainya kembali negosiasi perdagangan dengan AS. Namun, laporan pendapatan Apple yang kurang memuaskan dari divisi layanannya sempat memberikan tekanan, menyebabkan saham perusahaan turun 3,7%.
Tidak hanya di AS, bursa saham Inggris juga mencatatkan reli yang signifikan. Indeks FTSE 100 London melonjak 1,25%, menandai kenaikan hari kelima belas berturut-turut, rekor terpanjang sepanjang sejarah. Kenaikan ini didukung oleh performa saham-saham seperti SSP Group, Haleon, dan Melrose Industries.
Posisi unik Inggris yang tidak terkena dampak langsung tarif baru AS menjadi salah satu pendorong utama reli ini. Status perdagangan netral Inggris melindungi negara tersebut dari beban tarif yang lebih berat yang dihadapi oleh Uni Eropa atau China. Potensi kesepakatan dagang antara Inggris dan AS juga memberikan sentimen positif bagi pasar.
Meskipun prospek pasar saham Inggris terlihat menjanjikan, ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan AS dan dampaknya terhadap ekonomi global tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan.