Mengikuti jejak orang tua di industri musik bukanlah jaminan kesuksesan instan. Hal ini dirasakan betul oleh Dul Jaelani, putra dari musisi ternama Ahmad Dhani dan Maia Estianty. Dul mengaku sempat berjuang membangun kariernya sendiri, tanpa bergantung pada nama besar orang tuanya.
Dul bercerita pernah merasakan pahitnya manggung tanpa bayaran. Pengalaman pertamanya di Atrium Senen hanya diganjar dengan makanan. Ia sempat mencoba jalur musik grunge alternatif, namun kurang mendapat sambutan luas. Bersama grup band Qodir, Dul pun menjajal genre lain, namun hasilnya tak sesuai harapan.
"Sempat drop, pengin nyerah malah jadi musisi," ungkap Dul.
Saat itu, Dul memilih untuk mandiri dan belajar dari musisi lain, tak ingin mendompleng popularitas sang ayah. Ia menyadari bahwa nama besar Ahmad Dhani bisa menjadi keuntungan sekaligus hambatan.
Kini, di usia 24 tahun, Dul justru ingin menggali ilmu dari ayahnya. "Malah sekarang ini sebenarnya pengin belajar sama bokap, baru umur 24 ini pengin deep talk," tuturnya. Sayangnya, kesibukan Ahmad Dhani menjadi penghalang.
Sebelumnya, Dul juga mengungkapkan alasan menolak lirik lagu yang dibuat oleh Maia Estianty. Ia berpendapat bahwa terlalu bergantung pada orang tua bisa memanjakan dan membahayakan mental seorang seniman.
Qodir Band, yang beranggotakan Muhammad Xavier, Deriel Sudiro, dan Axel CB, pernah merilis album "Seribu Bulan" pada tahun 2022. Lagu-lagu mereka mengangkat isu sosial dari sudut pandang remaja, seperti kecemasan, kebebasan berekspresi, cita-cita, hingga keresahan di media sosial.