Impian kuliah di jurusan bergengsi seperti Teknik Elektro ternyata bisa menjerumuskan sebagian orang ke jalan pintas yang berbahaya. Kisah seorang mahasiswa di Surabaya menjadi contoh pahitnya. Tergiur jasa joki UTBK-SNBT, ia rela mengeluarkan puluhan juta rupiah demi lolos seleksi.
Menurut data SNPMB 2025, terungkap fakta mencengangkan: 50 peserta UTBK-SNBT kedapatan menggunakan joki demi mengamankan kursi di jurusan dan kampus impian. Jurusan Teknik dan Kedokteran menjadi target utama para peserta curang ini. Jaringan perjokian ini bahkan merambah lintas provinsi, dari Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Sumatera Utara. Pihak berwenang telah menangkap 10 pelaku yang menyediakan jasa ilegal ini.
Modus operandi para joki pun beragam. Ada yang memanfaatkan teknologi canggih seperti kamera tersembunyi, ada pula yang nekat menggantikan peserta ujian di dalam ruangan. Kasus di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, melibatkan mahasiswa dan alumni ITB sebagai joki, menjadi bukti nyata betapa seriusnya masalah ini.
Denis, bukan nama sebenarnya, menceritakan pengalaman temannya yang tergiur jasa joki UTBK-SNBT pada tahun 2021. Temannya, yang sangat ingin masuk Teknik Elektro, memilih jalan pintas karena merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri. Harga yang ditawarkan saat itu terbilang "murah" untuk ukuran jurusan bergengsi: Rp5 juta untuk jasa ujian, dan Rp5 juta lagi jika lolos.
Untuk mendapatkan uang, teman Denis terpaksa berbohong kepada orang tuanya. Ia meminta Rp5 juta dengan alasan untuk biaya ujian, dan Rp5 juta berikutnya untuk daftar ulang. Padahal, orang tuanya hanya pemilik warung makan kecil-kecilan.
Namun, kebahagiaan semu itu tidak berlangsung lama. Meski berhasil lolos berkat joki, teman Denis ternyata tidak mampu mengikuti perkuliahan yang sulit. Ia akhirnya drop out (DO) dari kampus dan merasa menjadi "sampah keluarga". Kisah ini menjadi pengingat betapa pentingnya kejujuran dan kerja keras dalam meraih cita-cita.