Mantan Menteri Hukum dan HAM, Hamid Awaluddin, mengungkapkan keyakinannya bahwa isu dugaan ijazah palsu yang menerpa mantan Presiden Joko Widodo sengaja dibiarkan berkembang. Menurutnya, Jokowi justru memposisikan diri sebagai pihak yang dirugikan dalam polemik ini.
Hamid menyoroti perbedaan respons Jokowi dengan Barack Obama ketika menghadapi isu serupa. Obama, saat dituding bukan warga negara Amerika Serikat, langsung menunjukkan akta kelahirannya. Sementara Jokowi, menurut Hamid, tidak segera melakukan hal serupa dengan menunjukkan ijazah aslinya.
"Saya sesalkan, kenapa Pak Jokowi tidak dari awal tunjukkan saja ijazahnya? Jangan dibiarkan isu ini berkembang," ujar Hamid. Ia menambahkan bahwa isu ini sebenarnya sudah lama beredar, sejak tahun 2018/2019.
Hamid menduga bahwa pemeliharaan isu ini bertujuan agar Jokowi tetap menjadi sorotan publik. Ia juga menilai gaya Jokowi yang kerap "playing victim" atau memposisikan diri sebagai korban.
Lebih lanjut, Hamid menjelaskan bahwa jika ijazah tersebut terbukti palsu, Jokowi dapat dianggap telah membohongi seluruh rakyat Indonesia. Namun, ia melihat adanya skenario yang mungkin dijalankan Jokowi, yaitu dengan membuktikan keaslian ijazahnya sekaligus membantah semua tudingan yang dialamatkan kepadanya.
"Isu ini dipelihara seolah-olah dia dizolimi. Kombinasinya adalah membuktikan keaslian ijazah," jelas Hamid. Menurutnya, Jokowi mungkin berpikir bahwa jika tudingan ijazah palsu terbukti salah, maka tudingan-tudingan lain terhadap dirinya juga akan dianggap tidak benar. "Itu keyakinan saya," pungkas Hamid.