Fenomena mati listrik massal atau blackout yang sempat membuat khawatir warga Spanyol dan Portugal, kini terjadi di Bali dan Bekasi. Masyarakat Bali merasakan dampak pemadaman sejak Jumat sore, sementara wilayah Bekasi juga mengalami hal serupa.
Meskipun aliran listrik di kedua wilayah berangsur pulih pada Sabtu pagi, penyebab pemadaman masih menjadi pertanyaan. Sempat muncul spekulasi bahwa blackout ini disebabkan oleh serangan siber. Akibatnya, sekitar 1,6 juta pelanggan PLN terdampak, aktivitas ekonomi terhambat, dan akses masyarakat terbatas.
PLN menjelaskan bahwa blackout di Bali disebabkan oleh gangguan pasokan listrik dari PLTU Celukan Bawang. Mereka juga memastikan tempat-tempat vital tidak terpengaruh dan menyampaikan permohonan maaf. Direktur Distribusi PLN menjelaskan bahwa gangguan transmisi menjadi penyebab pemadaman, membantah adanya serangan siber.
Wakil Gubernur Bali menyatakan bahwa pemadaman listrik diakibatkan oleh gangguan di dasar laut. Untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, pemerintah Provinsi Bali berencana untuk beralih ke energi terbarukan. Permintaan maaf juga disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara.
Di tengah fenomena blackout yang melanda beberapa negara, nama Dharma Pongrekun mencuat. Sebelum kejadian di Spanyol, Portugal, dan Indonesia, peserta Pilkada Jakarta dari jalur independen ini sempat memprediksi adanya shutdown. Dalam sebuah siniar, mantan Petinggi Polri dan Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara ini menyebutkan bahwa akses masyarakat terhadap internet dan faktor pendukungnya akan mengalami pemadaman. Ia menekankan bahwa masyarakat akan digiring jika terlalu bergantung pada teknologi.