Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berupaya menekan angka stunting dan kematian bayi. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan menggelar sosialisasi penggunaan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) khusus bayi kecil. Sosialisasi ini diselenggarakan secara daring melalui webinar.
Webinar ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo secara resmi membuka acara tersebut. Webinar menghadirkan pakar neonatologi, sebagai narasumber utama.
Peserta webinar meliputi direktur rumah sakit, kepala puskesmas beserta jajaran tenaga kesehatan, kader kesehatan, serta ibu hamil dari seluruh Kabupaten Probolinggo.
Tujuan utama webinar ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang inisiatif kesehatan yang berfokus pada kesehatan dan gizi anak, pencegahan stunting, serta pentingnya praktik kesehatan ibu dan anak yang optimal.
Beberapa poin penting yang ditekankan dalam webinar meliputi:
- Pemantauan Kesehatan Rutin: Pentingnya memantau pertumbuhan anak secara teratur, termasuk menimbang bayi setiap bulan dan memastikan imunisasi lengkap.
- Rekomendasi Gizi dan Perawatan: Asupan gizi seimbang selama kehamilan, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, diikuti dengan makanan pendamping yang tepat, serta menjaga kebersihan untuk mencegah penyakit pada anak.
- Edukasi Penggunaan Buku KIA: Buku KIA sebagai panduan penting dalam praktik kesehatan sehari-hari.
Kepala Dinas Kesehatan menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus berupaya meningkatkan kesehatan anak dan mengurangi stunting melalui edukasi dan pemantauan kesehatan yang berkelanjutan.
Fokus pada Penurunan Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi di Kabupaten Probolinggo masih menjadi perhatian serius. Data awal tahun menunjukkan perlunya intervensi kesehatan yang lebih terfokus. Tingginya angka kelahiran prematur dan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) turut berkontribusi pada masalah ini.
Dinkes Kabupaten Probolinggo melakukan upaya kolaboratif dengan melibatkan tenaga medis, pemerintah daerah, dan komunitas untuk menekan angka kematian bayi. Pengenalan buku KIA khusus untuk bayi kecil diharapkan dapat memberikan informasi dan pedoman penting bagi pengasuh dalam merawat bayi prematur dan BBLR. Targetnya adalah penurunan signifikan angka kematian bayi pada tahun 2025.
Tantangan dan Solusi
Meskipun ada berbagai upaya, masih terdapat tantangan terkait akses dan kualitas layanan kesehatan, terutama di daerah pedesaan. Pengumpulan data yang akurat dan pemantauan hasil kesehatan bayi juga penting untuk menilai efektivitas program dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Oleh karena itu, peningkatan kesadaran di kalangan tenaga kesehatan dan masyarakat tentang pentingnya perawatan prenatal dan intervensi dini pada kehamilan berisiko tinggi terus digalakkan.
Perawatan Bayi Prematur: Fokus pada Gizi dan Pemantauan
Webinar juga membahas konsep utama dalam perawatan bayi prematur, termasuk pentingnya usia koreksi, pemberian ASI, asupan kalori dan protein tinggi, serta pemantauan pertumbuhan yang cermat. Metode Kangaroo Mother Care (kontak kulit ke kulit) juga sangat dianjurkan.
Orang tua juga perlu diedukasi tentang perawatan bayi prematur, termasuk pemberian makan, pemantauan pertumbuhan, dan pengenalan tanda-tanda bahaya.
Intervensi gizi sejak dini sangat penting untuk mencegah stunting. Pemantauan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala secara rutin sangat penting untuk memastikan pertumbuhan bayi yang optimal. Bayi prematur sebaiknya tidak diberikan makanan padat hingga mencapai usia koreksi 6 bulan, dan bila dilakukan lebih awal harus dalam pengawasan tenaga medis.
Dengan berbagai inisiatif dan upaya yang terus dilakukan, diharapkan angka kematian bayi di Kabupaten Probolinggo dapat ditekan secara signifikan, dan kualitas kesehatan anak-anak di wilayah tersebut dapat ditingkatkan.