Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan tekadnya untuk membalas Iran atas serangan rudal Houthi yang menghantam area dekat bandara utama Israel. Pernyataan ini muncul setelah serangan yang diklaim Houthi sebagai bentuk dukungan untuk warga Palestina di Gaza.
Menanggapi ancaman tersebut, Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, memberikan peringatan keras. Ia menyatakan bahwa Iran akan membalas dengan serangan balik jika Israel atau Amerika Serikat (AS) melancarkan agresi. "Jika perang dimulai oleh AS atau rezim Zionis (Israel), Iran akan menargetkan kepentingan, pangkalan, dan pasukan mereka, di mana pun dan kapan pun dianggap perlu," tegas Nasirzadeh.
Serangan rudal Houthi yang didukung Iran, semakin memperkeruh suasana. Houthi sendiri mengklaim bahwa aksi mereka merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina.
Netanyahu melalui platform media sosial X, menyatakan dengan tegas, "Serangan oleh Houthi berasal dari Iran. Israel akan menanggapi serangan Houthi terhadap bandara utama kami DAN, pada waktu dan tempat yang kami pilih, terhadap para pemimpin teror Iran mereka."
Iran bersikukuh bahwa Houthi bertindak atas inisiatif sendiri. Sementara itu, AS telah melancarkan serangan terhadap posisi Houthi di Yaman sejak 15 Maret. Presiden AS, Donald Trump, telah memperingatkan Iran untuk bertanggung jawab atas setiap serangan yang dilakukan oleh Houthi.
Nasirzadeh menekankan bahwa Iran tidak memiliki niat bermusuhan terhadap negara-negara tetangga. Namun, jika terjadi serangan, pangkalan-pangkalan AS yang berada di wilayah tersebut akan menjadi target Teheran.
Pernyataan ini muncul bersamaan dengan pengungkapan rudal balistik berbahan bakar padat baru Iran yang disebut ‘Qassem Bassir’, dengan jangkauan mencapai 1.200 kilometer.