Sebuah penemuan luar biasa menggemparkan dunia herpetologi Indonesia. Tim peneliti dari berbagai lembaga berhasil mengidentifikasi spesies baru kadal buta (Dibamus) di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Keistimewaannya, spesies ini diberi nama Dibamus oetamai, sebagai bentuk penghormatan kepada Dr. Jakob Oetama, pendiri Kompas Gramedia dan tokoh penting dalam perkembangan jurnalisme Indonesia.
Kadal yang Tersembunyi
Kadal buta dari genus Dibamus adalah hewan bawah tanah (fossorial) yang jarang diketahui. Mereka tidak memiliki kaki (khususnya betina) dan matanya mengalami degenerasi. Bentuk tubuhnya silindris, licin, dan bersisik halus, lebih menyerupai cacing daripada reptil.
Dibamus oetamai ditemukan di hutan hujan dataran rendah Pulau Buton, di kawasan Lindung Hutan Lambusango. Hewan ini sangat sulit ditemukan. Dalam riset selama lebih dari 13 tahun dengan lebih dari 70.000 malam perangkap pitfall, hanya 28 individu yang berhasil dikumpulkan.
Mengapa Spesies Baru?
Awalnya, populasi Dibamus di Buton dianggap sebagai bagian dari spesies Dibamus novaeguineae yang tersebar luas. Namun, analisis morfologi mendalam mengungkap perbedaan signifikan. Perbedaan itu meliputi ukuran tubuh, pola sisik, dan struktur kepala.
Analisis Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan bahwa populasi Buton membentuk klaster berbeda dibandingkan populasi lain dari Papua dan Kepulauan Sunda Kecil. Bentuk tubuh yang lebih ramping, kepala lebih pendek, jumlah dan bentuk sisik yang khas, serta isolasi geografis Pulau Buton memperkuat statusnya sebagai spesies tersendiri.
Mengenal Dibamus oetamai
Nama Dibamus oetamai diambil dari Jakob Oetama, sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam jurnalisme. Kadal ini secara eksklusif ditemukan di Pulau Buton. Dalam bahasa Indonesia, kadal ini disebut Kadal Buta Buton, dan dalam bahasa Inggris disebut Buton blind skink.
Ciri Khas Dibamus oetamai
Berikut beberapa karakteristik yang membedakan D. oetamai:
- Panjang tubuh maksimum 145,7 mm.
- Ekor pendek, sekitar 12–14% dari panjang tubuh.
- Betina tidak memiliki kaki, jantan memiliki kaki belakang kecil berbentuk sirip.
- Dua hingga tiga pita terang pada tubuh, tidak ada pada spesies lain.
- Tidak ada sutura rostral medial dan lateral (struktur di kepala).
- Jumlah dan posisi sisik kepala dan dagu yang unik.
Kadal ini hidup tersembunyi di bawah permukaan tanah, terutama di lapisan serasah hutan yang lembap.
Pentingnya Penemuan Ini
Penemuan ini menyoroti bahwa biodiversitas Indonesia masih menyimpan banyak misteri. Pulau-pulau kecil di wilayah Wallacea menyimpan spesies endemik yang belum teridentifikasi.
Penemuan Dibamus oetamai juga menunjukkan bahwa taksonomi lama tentang D. novaeguineae perlu direvisi. Di balik nama lama tersebut tersembunyi banyak keragaman, dan spesies baru lainnya mungkin masih menunggu untuk diungkap.
Warisan Jakob Oetama dalam Sains
Meskipun Jakob Oetama bukan ilmuwan, nilai-nilai yang ia perjuangkan dalam jurnalisme—kebenaran, pencarian informasi, dan dedikasi terhadap kemajuan bangsa—sejalan dengan semangat ilmuwan.
Kini, namanya tercetak dalam sejarah media dan biologi, melalui Dibamus oetamai, spesies kecil dari Buton yang membawa cerita besar tentang keanekaragaman hayati dan penghargaan terhadap warisan intelektual bangsa.