Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membuat gebrakan kontroversial dengan mengumumkan pengenaan tarif sebesar 100% untuk film asing yang tayang di Amerika Serikat dan diproduksi di luar negeri. Keputusan ini disampaikannya melalui platform media sosialnya, Truth Social, dengan alasan menyelamatkan industri perfilman Amerika yang disebutnya "sekarat".
Trump berpendapat bahwa negara-negara lain menawarkan insentif yang menggiurkan untuk menarik para pembuat film dan studio keluar dari Amerika Serikat. Oleh karena itu, ia memberikan wewenang kepada Departemen Perdagangan dan Perwakilan Dagang AS (USTR) untuk segera menerapkan tarif 100% terhadap semua film impor.
Meskipun demikian, aturan terkait penerapan tarif ini masih belum jelas. Film, sebagai kekayaan intelektual, umumnya tidak dikenakan tarif seperti barang fisik. Namun, USTR mencatat bahwa beberapa layanan memang dapat dikenakan hambatan perdagangan non-tarif, seperti regulasi dan insentif pajak.
Keputusan Trump ini berpotensi merugikan industri perfilman Amerika Serikat. Menurutnya, Hollywood dan banyak wilayah lain di Amerika Serikat mengalami "kehancuran". Ia menganggap hal ini sebagai upaya terkoordinasi oleh negara lain yang mengancam Keamanan Nasional Amerika Serikat, serta mengandung pesan dan propaganda tertentu.
Kebijakan ini muncul di tengah penurunan produksi film di AS, termasuk di Los Angeles, California, yang merupakan pusat perfilman dunia. Lembaga FilmLA melaporkan penurunan produksi film dan televisi sebesar 22% di wilayah Los Angeles pada kuartal pertama tahun 2025. Penurunan ini berdampak pada pendapatan daerah dari kegiatan syuting, seperti pajak dan penyewaan.
Selain itu, pendapatan box office juga mengalami penurunan karena kurangnya film-film besar Hollywood yang tayang di bioskop sejak pandemi. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang beralih ke layanan streaming juga menjadi faktor. Meskipun beberapa layanan streaming seperti Disney+ dan Max baru-baru ini meraih profit, banyak lainnya masih berjuang untuk mendapatkan keuntungan.
Di sisi lain, Hollywood telah lama mengandalkan pendapatan dari pasar internasional, termasuk China dan Asia, selain pasar domestik Amerika Utara.