Perjuangan Tim Indonesia di Piala Sudirman 2025: Luka dan Asa di Xiamen

Tim bulu tangkis Indonesia harus merelakan trofi Piala Sudirman 2025 tidak bisa diboyong ke tanah air. Meski demikian, perjuangan gigih yang diperlihatkan selama turnamen patut diapresiasi.

Datang ke Xiamen sebagai unggulan kedua, Indonesia menghadapi tantangan berat. Performa yang kurang memuaskan di awal musim BWF Tour 2025 sempat meragukan. Minimnya gelar juara di empat bulan pertama menjadi beban tersendiri.

Kondisi semakin sulit dengan absennya Anthony Ginting karena cedera bahu. Gregoria Mariska Tunjung juga sempat jatuh sakit, dan Leo Rolly Carnando terpaksa batal berangkat akibat cedera.

Namun, dengan segala keterbatasan, Tim Indonesia mampu tampil maksimal. Di tengah turnamen, musibah kembali datang dengan cederanya Daniel Marthin. Walau begitu, Indonesia tetap melaju hingga babak semifinal.

Di semifinal, Indonesia harus mengakui keunggulan Korea Selatan dalam pertarungan sengit lima game. Kekalahan ini menyisakan kekecewaan mendalam, terlihat jelas dari air mata Siti Fadia Silva dan Ammalia Cahaya Pratiwi.

Meski gagal melaju ke final, banyak penggemar bulu tangkis Indonesia menganggap performa tim di Piala Sudirman kali ini memuaskan. Dengan berbagai masalah yang ada, mencapai babak semifinal adalah pencapaian terbaik dibandingkan dua edisi sebelumnya yang terhenti di perempat final.

Walaupun mendapat banyak pujian, evaluasi tetap diperlukan. Kegagalan meraih juara menandakan adanya aspek yang perlu ditingkatkan.

Salah satu sorotan utama adalah sektor ganda campuran. Sebagai nomor pembuka, ganda campuran Indonesia belum mampu menunjukkan performa terbaik dan mengimbangi lawan-lawan mereka. Tekanan sebagai penentu awal pertandingan tampaknya menjadi beban tersendiri bagi para pemain.

Di sisi lain, sektor lain tampil cukup baik. Putri Kusuma Wardani berhasil membuktikan diri sebagai tulang punggung tunggal putri menggantikan Gregoria. Alwi Farhan dan Jonatan Christie juga konsisten menyumbang poin di tunggal putra.

Ganda putra, dengan kombinasi Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, memberikan perlawanan sengit. Ganda putri pun tampil kompetitif, bahkan Fadia/Tiwi mampu menyulitkan pasangan ranking tiga dunia asal Korea.

Saat ini, trofi Piala Sudirman masih jauh dari jangkauan. Tim Indonesia perlu bekerja lebih keras untuk bisa membawanya kembali ke tanah air di masa depan.

Scroll to Top