Joko Anwar Kembali Mengguncang dengan "Pengepungan di Bukit Duri": Cermin Masa Depan Indonesia yang Penuh Gejolak

Joko Anwar kembali hadir dengan karya terbarunya, "Pengepungan di Bukit Duri (The Siege at Thorn High)", sebuah film yang lahir dari kegelisahan mendalam terhadap berbagai masalah yang terus menghantui Indonesia. Film bergenre drama-thriller ini menjanjikan ketegangan intens yang mencerminkan potret Indonesia di masa depan, tepatnya tahun 2027, yang tengah dilanda kekacauan sosial akibat diskriminasi dan kebencian rasial.

Skenario film ini sebenarnya telah rampung sejak 2007. Namun, Joko Anwar baru mewujudkannya sekarang karena merasa isu-isu seperti kekerasan di sekolah, diskriminasi, dan sistem pendidikan yang timpang masih terus relevan hingga kini. "Negara kita itu seperti kaca yang tipis. Kalau tidak melakukan apa-apa, maka tunggu saja pecahnya. Kita tidak sedang baik-baik saja," ungkapnya, menggambarkan urgensi dari pesan yang ingin disampaikan.

"Pengepungan di Bukit Duri" mengisahkan perjalanan Edwin (Morgan Oey), seorang guru keturunan Tionghoa yang masih dihantui trauma kerusuhan 2009. Bekerja di SMA Duri, sekolah dengan banyak siswa bermasalah, Edwin justru terjerat dalam persoalan baru dan harus berhadapan dengan murid-murid brutal yang dipimpin oleh Jefri (Omara Esteghlal). Bersama Diana (Hana Pitrashata Malasan), Kristo (Endy Arfian), dan Rangga (Fatih Unru), Edwin berjuang mati-matian untuk bertahan hidup dan keluar dari sekolah tersebut.

Film ini bukan hanya tentang masa lalu atau keresahan masa kini, tetapi juga gambaran kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan jika luka-luka sejarah tidak diobati. "Sejarah bisa berulang jika kita tidak berhati-hati," ujar Tia Hasibuan, Ko-produser dari Come and See Pictures, menekankan pentingnya film ini sebagai peringatan mendesak bagi kita semua.

"Pengepungan di Bukit Duri" menampilkan deretan aktor dan aktris muda berbakat, termasuk Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, dan Satine Zaneta. Film ini merupakan kolaborasi antara Come and See Pictures dan Amazon MGM Studios di Asia Tenggara, dan akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 17 April 2025. Bersiaplah untuk sebuah tontonan yang menggugah dan memicu perenungan tentang arah bangsa.

Scroll to Top