Oscar Haro, mantan Direktur Komunikasi tim LCR Honda, memberikan pandangannya mengenai performa Marc Marquez di atas motor Ducati. Menurutnya, Marc masih dalam proses memahami batasan-batasan motor Desmosedici.
Haro juga menyoroti talenta Fabio Quartararo yang mampu tampil kompetitif meski dengan motor Yamaha yang kurang mumpuni. Ia memuji kemampuan Quartararo dalam mengembangkan motornya sendiri.
Namun, Alex Marquez-lah yang paling membuatnya terkesan. Haro mengungkapkan kekagumannya atas kerendahan hati Alex dalam mempelajari sirkuit, yang menurutnya menjadi kunci keberhasilannya. Ia juga membantah anggapan bahwa Alex berada di MotoGP hanya karena nama besar kakaknya, Marc. Menurutnya, Alex telah berjuang keras dan kini mulai menuai hasilnya.
Lebih lanjut, Haro menjelaskan tantangan yang dihadapi Marc Marquez dalam beradaptasi dengan Ducati. Ia menyoroti perbedaan karakteristik motor Ducati dengan Honda, terutama pada bagian depan. Cengkeraman bagian belakang Ducati yang kuat mendorong bagian depan saat pengereman, sehingga membutuhkan penyesuaian dari Marc.
Haro meyakini bahwa kecelakaan yang dialami Marc di Jerez lebih disebabkan oleh faktor teknis, bukan karena masalah mental. Ia menyebut bahwa Marc masih mempelajari limit motornya dan akan segera beradaptasi. Pengalaman Pecco Bagnaia dengan sasis 2024 memberikan keuntungan tersendiri bagi sang juara bertahan.
Tak hanya itu, Haro juga menyoroti talenta muda Fermin Aldeguer yang sedang berkembang pesat. Ia menggambarkan Aldeguer sebagai pembalap yang penuh energi dan sedang menguji batasan-batasan motornya. Haro juga menyinggung pentingnya peran Alex Marquez sebagai rekan setim Aldeguer di Gresini, yang bersedia berbagi informasi dan pengalaman.
Hubungan persaudaraan antara Marc dan Alex Marquez juga menjadi perhatian Haro. Ia menilai bahwa dukungan satu sama lain sangat berharga bagi karir mereka. Momen Marc memberikan selamat kepada Alex di Parc fermé usai balapan menunjukkan banyak hal tentang karakter mereka.
Haro menyayangkan budaya olahraga yang terkadang melupakan sisi kemanusiaan. Menurutnya, kita terlalu fokus pada aspek teknis dan kompetitif, sehingga melupakan pentingnya hubungan antarmanusia. Pembalap yang memiliki saudara di kategori yang sama seperti Marquez bersaudara memiliki keuntungan tersendiri, karena dapat saling berbagi pendapat tanpa batasan.