Dinas Kesehatan Kota Mataram meluncurkan inisiatif segar dengan membentuk kader pemantau jentik (Jumantik) Demam Berdarah Dengue (DBD) dari kalangan siswa SMPN 15 Mataram. Langkah ini diambil sebagai upaya preventif, bukan respons terhadap lonjakan kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram menjelaskan bahwa program ini diawali dengan sosialisasi dan edukasi mendalam tentang DBD, cara memantau jentik nyamuk, dan pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Tujuannya jelas: menjadikan setiap siswa sebagai agen perubahan, dimulai dari rumah masing-masing, hingga menjangkau lingkungan sekitar.
Para siswa tidak hanya dibekali pengetahuan, tetapi juga diwajibkan membuat laporan rutin tentang kegiatan PSN yang mereka lakukan. Laporan ini dikumpulkan melalui grup WhatsApp dengan pendampingan intensif dari programmer DBD Dinkes dan puskesmas setempat. Komitmen untuk menjalankan program ini telah disepakati dengan kepala sekolah dan mendapat dukungan penuh dari Dinas Pendidikan.
Inisiatif ini merupakan inovasi program pencegahan kasus DBD, mengubah fokus dari penanganan kasus menjadi upaya pencegahan dan antisipasi. Data Dinas Kesehatan Kota Mataram mencatat, secara kumulatif dari Januari hingga minggu pertama Mei 2025, terdapat sekitar 150 kasus DBD di Mataram.
Setelah pembentukan kader Jumantik DBD ini, program sekolah sehat akan dilanjutkan dengan pembentukan kader pencegahan pernikahan dini, kader sehat jiwa, dan inisiatif kesehatan lainnya.