Dunia astronomi kembali dikejutkan dengan penemuan sejumlah planet baru, hasil dari proyek internasional bernama exoALMA. Proyek ini menggunakan instrumen canggih Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chile untuk memindai angkasa.
Meskipun tata surya kita telah berusia sekitar 4,6 miliar tahun, proses pembentukan sistem planet lain di alam semesta masih terus berlangsung. Identifikasi planet baru bukanlah perkara mudah, tetapi berkat teknik mutakhir, para ilmuwan berhasil menangkap gambar paling jelas dari piringan protoplanet di belasan sistem bintang muda.
Protoplanet sendiri merupakan massa padat yang terbentuk dari pusaran material di sekitar matahari dan merupakan cikal bakal planet dan bulan.
Alih-alih mencari cahaya langsung dari planet, para astronom menggunakan ALMA untuk mengidentifikasi dampak keberadaan calon planet terhadap lingkungan kosmik di sekitarnya. Seperti mencari riak di kolam untuk menemukan ikan, alih-alih melihat ikannya secara langsung.
Para ilmuwan memfokuskan diri pada penyelarasan observasi planet yang diambil pada waktu yang berbeda, menghilangkan distorsi dan noise pada gambar. Metode ini diterapkan pada data ALMA dari 15 sistem bintang muda untuk mengidentifikasi kemungkinan "hotspot" protoplanet.
Penelitian sistematis pertama tentang struktur tiga dimensi dari piringan protoplanet pun berhasil dilakukan. Piringan-piringan ini berjarak ratusan hingga ribuan tahun cahaya dari Bumi.
Petunjuk lokasi planet meliputi pusaran gas akibat gravitasi planet muda, serta cincin dan celah debu dalam piringan. Survei ini menunjukkan lingkungan dinamis pada piringan protoplanet, dengan interaksi kompleks antara debu dan gas galaksi.
Gambar-gambar yang dihasilkan menunjukkan detail yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam proses pembentukan planet. Ini merupakan lompatan besar dalam pemahaman kita tentang bagaimana planet-planet terbentuk di alam semesta.