Tingkatkan Peluang Hidup: Skrining Kanker Paru Dini Itu Wajib!

Kanker paru adalah momok yang menakutkan, tapi tahukah Anda bahwa deteksi dini bisa menjadi kunci untuk meningkatkan harapan hidup? AstraZeneca Indonesia dan Indonesian Cancer Information and Support Center (CISC) gencar mengampanyekan pentingnya skrining kanker paru sejak dini. Tujuannya jelas: menekan angka kematian akibat penyakit ini.

Pemeriksaan menggunakan Low-Dose CT Scan (LDCT) menjadi senjata utama dalam mendeteksi kanker paru pada stadium awal. Selain itu, pemeriksaan biomarker seperti tes EGFR juga berperan penting untuk menentukan jenis pengobatan yang paling tepat dan personal bagi pasien.

Mengapa Skrining Dini Begitu Penting?

Data berbicara sendiri. Secara global, kanker paru menjadi penyebab utama kematian akibat kanker. Di Indonesia, situasinya juga mengkhawatirkan, dengan kanker paru menyumbang persentase yang signifikan dari total kematian akibat kanker.

Dokter ahli menekankan bahwa skrining dini sangat krusial, terutama bagi individu yang berisiko tinggi, seperti perokok aktif dan pasif, serta mereka yang terpapar zat-zat berbahaya pemicu kanker. LDCT mampu mendeteksi kelainan pada paru-paru bahkan sebelum gejala muncul, memungkinkan intervensi medis yang lebih cepat dan efektif.

Bukti Efektivitas LDCT

Studi internasional telah membuktikan manfaat LDCT. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan penurunan angka kematian akibat kanker paru hingga 20% berkat skrining LDCT. Bahkan, studi di Eropa menunjukkan hasil yang lebih menggembirakan, dengan penurunan kematian hingga 33% pada wanita dan 24% pada pria.

Kementerian Kesehatan Indonesia merekomendasikan skrining LDCT setiap dua tahun bagi mereka yang berusia 45 tahun ke atas dengan riwayat merokok berat atau paparan zat karsinogenik. Bagi individu dengan riwayat keluarga yang menderita kanker, skrining dianjurkan mulai usia 40 tahun.

Tes EGFR: Kunci Terapi yang Tepat Sasaran

Kanker paru terdiri dari dua jenis utama: NSCLC dan SCLC. NSCLC, yang mencakup sebagian besar kasus, dapat ditangani lebih efektif jika jenisnya diketahui. Jika hasil biopsi menunjukkan NSCLC adenokarsinoma, tes EGFR sangat penting untuk menentukan terapi target yang paling sesuai.

Tes EGFR mendeteksi mutasi genetik tertentu yang umum pada pasien NSCLC. Hasil positif tes EGFR memungkinkan dokter untuk memilih terapi target yang lebih efektif dibandingkan kemoterapi tradisional. Terapi target dengan obat-obatan generasi terbaru menawarkan harapan baru bagi pasien kanker paru dengan efek samping yang lebih minimal.

Scroll to Top