Setelah melahirkan, seorang ibu mungkin mengalami berbagai perubahan emosional, mulai dari baby blues hingga depresi postpartum. Namun, ada kondisi yang lebih serius dan membutuhkan perhatian segera: psikosis postpartum. Apa itu psikosis postpartum, dan mengapa penting untuk mengenalinya?
Amanda Fiera berbagi pengalamannya menghadapi psikosis postpartum setelah melahirkan putrinya. Awalnya, semuanya tampak normal, layaknya ibu baru pada umumnya. Namun, seminggu kemudian, mimpi buruk dimulai.
Teror Malam dan Halusinasi Mengerikan
"Pada malam kesembilan, saya terbangun dengan serangan panik yang hebat," cerita Fiera. Ia berhalusinasi bahwa seseorang mencoba mengambil bayinya. "Rasanya begitu nyata."
Kejadian ini berulang, membuat Fiera ketakutan untuk sendirian dengan bayinya. Ia khawatir akan melukai putrinya karena kehilangan kendali. Fiera akhirnya mencari bantuan medis dan didiagnosis dengan psikosis pasca persalinan.
Mengenal Psikosis Postpartum
Psikosis postpartum (PPP) adalah kondisi darurat kesehatan mental yang memengaruhi persepsi realitas seseorang. Kondisi ini ditandai dengan halusinasi, delusi (keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan), paranoia, dan perubahan perilaku drastis.
Dalam kasus yang parah, penderita PPP dapat membahayakan diri sendiri atau bayinya. Untungnya, kondisi ini dapat diobati, dan penanganan dini meningkatkan peluang pemulihan.
PPP relatif jarang terjadi, mempengaruhi sekitar 1 hingga 2 dari 1.000 wanita setelah melahirkan. Gejala biasanya muncul dalam dua minggu pertama setelah persalinan, tetapi bisa juga muncul hingga satu tahun kemudian.
Siapa yang Berisiko?
Siapa pun yang baru melahirkan dapat mengalami psikosis postpartum. Namun, risiko lebih tinggi pada mereka yang memiliki riwayat gangguan mental tertentu, seperti gangguan bipolar. Riwayat psikosis postpartum sebelumnya juga meningkatkan risiko pada kehamilan berikutnya.
Penting untuk diingat bahwa orang dengan psikosis pascapersalinan berisiko tinggi melakukan tindakan bunuh diri atau menyakiti anak-anak mereka. Inilah mengapa PPP dianggap sebagai keadaan darurat medis.
Gejala dan Penyebab Psikosis Postpartum
Gejala utama psikosis memengaruhi persepsi realitas:
- Halusinasi: Melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang tidak nyata.
- Delusi: Memegang keyakinan yang salah dan tidak bisa diubah meskipun ada bukti yang bertentangan.
Gejala lainnya meliputi:
- Perubahan suasana hati yang ekstrem (mania atau depresi)
- Merasa "keluar dari tubuh" (depersonalisasi)
- Pikiran atau perilaku yang tidak teratur
- Insomnia
- Iritabilitas atau agitasi
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain
Penyebab pasti psikosis pascapersalinan belum diketahui, tetapi diduga melibatkan kombinasi faktor:
- Riwayat gangguan mental
- Kehamilan pertama
- Riwayat keluarga dengan gangguan mental atau PPP
- Kurang tidur
- Perubahan hormon
- Kondisi medis lainnya
Diagnosis dan Penanganan
Diagnosis psikosis pascapersalinan ditegakkan berdasarkan gejala, pengamatan, dan pemeriksaan fisik serta neurologis. Tes lain mungkin dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain.
Penanganan PPP memerlukan perawatan rawat inap di fasilitas kesehatan mental. Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan pasien dan memberikan perawatan yang sesuai.
Psikosis pascapersalinan adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis segera. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala tersebut.