Hamas Hukum Mati Warga Gaza Akibat Penjarahan di Tengah Krisis Kemanusiaan

GAZA – Di tengah situasi yang semakin memprihatinkan akibat blokade Israel yang telah berlangsung selama tiga bulan, Hamas mengeksekusi mati enam warga Palestina di Gaza. Selain itu, 13 orang lainnya ditembak di bagian kaki atas tuduhan melakukan penjarahan. Tindakan ini mencerminkan keputusasaan yang mendalam akibat kelangkaan sumber daya.

Hamas mengumumkan akan memberlakukan hukuman serupa bagi siapa pun yang dianggap melakukan tindak kriminal dalam dua hari mendatang. Hal ini menyusul maraknya aksi kelompok bersenjata di jalan-jalan Kota Gaza yang berusaha merebut sisa-sisa persediaan makanan. Hamas menuding kelompok-kelompok ini bekerja sama dengan pihak Israel.

Eksekusi ini menjadi bukti bahwa Hamas, meskipun melemah akibat perang selama 18 bulan terakhir, masih memegang kendali di Gaza.

Kondisi memprihatinkan ini terjadi seiring dengan menipisnya persediaan makanan di Gaza, memaksa warga Palestina untuk mencari sisa-sisa makanan. Ribuan orang dilaporkan menyerbu fasilitas PBB dan gudang-gudang di Kota Gaza demi mendapatkan makanan seperti tepung atau makanan kaleng.

Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Hamas menyatakan bahwa kelompok kriminal yang berkolaborasi dengan pihak pendudukan telah mengancam kehidupan warga, menyebarkan ketakutan, dan menyerang properti publik serta pribadi.

Kekurangan pangan telah menyebabkan kondisi kelaparan massal di antara 2,1 juta penduduk Gaza. Israel memberlakukan blokade penuh terhadap Gaza sejak 2 Maret, menghentikan pasokan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan obat-obatan.

Kepala departemen pediatrik di Kompleks Medis Nasser, Ahmad Al-Farra, memperingatkan adanya "bencana kesehatan yang mengancam ratusan ribu jiwa" akibat kekurangan gizi. Seorang bayi berusia dua bulan, Janan Saleh Al-Sakkafi, dilaporkan meninggal dunia akibat kekurangan gizi di Rumah Sakit Al-Rantisi.

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan kemungkinan adanya bantuan kemanusiaan dalam beberapa hari mendatang, yang bertujuan untuk menyalurkan makanan dan obat-obatan kepada penduduk Palestina tanpa disalahgunakan oleh Hamas atau Jihad Islam. Mekanisme bantuan ini akan dikelola oleh sebuah yayasan swasta yang tidak disebutkan namanya.

Sejak tahun 2007, Hamas telah mengeksekusi puluhan orang yang dituduh melakukan berbagai tindak kriminal, termasuk yang dituduh bekerja sama dengan Israel.

Di sisi lain, militer Israel berencana untuk meningkatkan serangannya di Gaza dengan mengerahkan puluhan ribu pasukan cadangan.

Scroll to Top