Penelitian terbaru mengguncang pemahaman konvensional tentang hilangnya massa di Tibet. Studi ini mengemukakan bahwa dinamika mantel bumi pasca-kuliah, bukan hanya dorongan konstan akibat tumbukan antara India dan Asia, adalah faktor utama yang bertanggung jawab.
Selama ini, kebangkitan Dataran Tinggi Tibet dan tabrakan Benua India-Asia selalu dikaitkan dengan konvergensi yang terus berlangsung sepanjang era Cenozoikum. Asumsi dasarnya adalah tumbukan tersebut masih aktif dan India terus mendorong ke arah utara.
Namun, riset ini menantang pandangan tersebut, membuka wawasan baru tentang kompleksitas geologis yang membentuk wilayah Tibet. Hasil studi ini mendorong kita untuk mengevaluasi kembali model tektonik yang telah lama diyakini.