Haikal, Mimpi Anak Buruh Serabutan dari Pelosok Bengkulu Menjelajah Amerika Berkat DBL Camp

Rabu, 7 Mei 2025, pukul 04:00 WIB, sebuah kisah inspiratif terukir dari ajang basket pelajar terbesar di Indonesia, DBL. Haikal, seorang pemuda dengan latar belakang sederhana, anak seorang buruh serabutan dari pelosok Manna, Bengkulu Selatan, berhasil mewujudkan mimpinya, bahkan melampaui ekspektasinya.

Meski DBL belum hadir di Manna, bahkan di ibu kota provinsi Bengkulu sekalipun, mimpi untuk berpartisipasi di liga basket pelajar itu telah membara di hati Haikal. DBL, yang final serinya di Jakarta diadakan di Indonesia Arena, tempat digelarnya Piala Dunia Basket, telah menjadi magnet bagi ribuan SMA di seluruh Indonesia. Lebih dari 20.000 pelajar terlibat sebagai pemain basket, dan 12.000 lainnya sebagai dancer yang memeriahkan acara.

DBL tidak hanya tentang basket. Kreativitas suporter sekolah juga dilombakan, bahkan sempat dibandingkan dengan kreativitas suporter Arsenal. Banyak pemain tim nasional basket Indonesia, terutama tim wanita, memiliki latar belakang DBL.

Keunikan DBL terletak pada program DBL Camp. Pemain-pemain terbaik dari kompetisi dimasukkan ke dalam camp latihan khusus selama seminggu, dilatih dan diseleksi oleh pelatih dari World Basketball Academy (WBA) Australia. Mereka memilih pemain terbaik untuk menjadi tim DBL Indonesia All Star, yang setiap tahun dikirim ke Amerika.

DBL memiliki misi student athlete, yang berarti peserta tidak hanya harus jago di olahraga, tetapi juga harus memiliki nilai pelajaran yang baik dan berkelakuan baik di sekolah. Pelatih tim harus berpakaian rapi, dan setiap pertandingan diawali dengan lagu Indonesia Raya, di mana penonton harus berdiri tegak.

Mulai tahun 2025, DBL memiliki program baru yang memperluas kesempatan bagi siswa dari kota-kota yang belum memiliki kompetisi DBL, atau sekolah yang belum bisa berpartisipasi. Program "jalur perorangan" ini memberikan kuota lima orang untuk bergabung dengan lebih dari 200 pelajar lain dari kota-kota yang sudah memiliki DBL.

Haikal adalah salah satu yang terpilih melalui "jalur perorangan". Pelatih/guru olahraga SMAN 1 Manna, Akbar Sofian, mendorong Haikal untuk mendaftar, dan Haikal mendapatkan dukungan yang cukup untuk lolos. Selama di camp, Haikal menunjukkan prestasi yang menonjol, dan pelatih dari Australia memilihnya sebagai salah satu All Star. Haikal akan berangkat ke Amerika pada bulan Juni.

Sejak SMP, Haikal selalu mengikuti DBL melalui media digital. Dia bermimpi kapan DBL hadir di Bengkulu. Kini, Haikal telah mencapai sebagian mimpinya. Ini membuktikan bahwa mimpi adalah hak semua orang, termasuk anak dari seorang tenaga serabutan di pelosok Manna.

Scroll to Top