Seringkali perempuan menganggap enteng darah haid yang banyak, bahkan mengira itu tanda tubuh yang sehat. Padahal, perdarahan menstruasi berat (PMB) bisa jadi sinyal awal gangguan pada sistem reproduksi. Minimnya pemahaman tentang menstruasi normal dan kebiasaan mengabaikan pencatatan siklus haid membuat banyak perempuan tidak sadar akan kondisi ini.
Penting untuk memahami tiga parameter utama untuk menilai apakah haid normal: siklus, durasi, dan volume.
Siklus: Jarak antara hari pertama haid hingga hari pertama haid berikutnya. Normalnya antara 21 hingga 35 hari, dengan rata-rata 28 hari.
Durasi: Lama darah keluar. Normalnya 2 hingga 10 hari.
Volume: Jumlah darah yang keluar, bisa dikenali dari jumlah pembalut yang digunakan. Jika sehari hanya menggunakan satu pembalut, itu tidak normal. Jika sampai ganti 10 pembalut per hari, atau totalnya lebih dari 50 dalam satu periode, itu sudah termasuk kategori PMB.
PMB adalah kondisi haid dengan volume darah berlebihan atau berlangsung lebih lama dari normal, dan dapat berdampak pada kualitas hidup perempuan. Penyebabnya beragam, mulai dari ketidakseimbangan hormon, tumor jinak seperti miom, hingga gangguan pembekuan darah.
Gejala PMB umumnya ditandai dengan frekuensi mengganti pembalut yang sangat sering (setiap 1-2 jam karena sudah penuh), keluarnya gumpalan darah besar, dan durasi haid yang tidak wajar (lebih dari tujuh hari). Kondisi ini berbahaya karena dapat memicu anemia dan mengganggu aktivitas sehari-hari, menyebabkan mudah lelah, tubuh terasa lemah, hingga sesak napas.
Perubahan pola haid yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut tidak boleh diabaikan. Mulailah mencatat siklus haid, baik secara manual maupun melalui aplikasi, agar lebih mengenal kondisi tubuh sendiri. Jika tidak ditangani sejak dini, masalah haid bisa menjadi masalah besar saat memasuki usia produktif dan ingin memiliki anak.
Masalah Keseimbangan Hormon
Menstruasi bukan hanya penanda sistem reproduksi berfungsi normal, tetapi juga mencerminkan keseimbangan hormonal dalam tubuh. Ketidakteraturan haid seringkali dianggap sepele, padahal bisa menjadi sinyal awal adanya ketidakseimbangan hormon yang berdampak luas pada kesehatan.
Ketidakteraturan haid yang biasanya terjadi sebelum menopause dapat mengindikasikan masalah pada keseimbangan hormon. Jika tidak ditangani, gangguan hormonal dapat berkembang menjadi PMB. Kondisi ini bisa sangat mengganggu kualitas hidup perempuan, menyebabkan anemia, dan menjadi indikasi adanya masalah reproduksi seperti miom, polip, atau gangguan hormon yang lebih kompleks.
Salah satu penyebab umum ketidakteraturan haid adalah pola hidup yang tidak sehat. Kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak seimbang, hingga stres berkepanjangan, dapat mengganggu keseimbangan hormon, terutama hormon estrogen yang berperan penting dalam siklus menstruasi.
Estrogen memiliki peran penting tidak hanya dalam kesuburan, tetapi juga dalam menjaga metabolisme tubuh, kadar kolesterol, kesehatan mental, serta kekuatan tulang. Penurunan kadar estrogen (terutama saat memasuki usia 40 tahun) juga meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti gangguan metabolik, hipertensi, dan masalah kardiovaskular.
Oleh karena itu, perempuan, khususnya yang berusia 35 tahun ke atas, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan minimal setahun sekali untuk memantau kadar estrogen.
Sebagai langkah awal dalam menghadapi perubahan hormonal, termasuk ketidakteraturan haid dan PMB, kenali dan catat pola menstruasi Anda. Mulai dari tanggal haid, durasi, volume darah, hingga gejala yang menyertai. Pencatatan ini bisa sangat membantu untuk deteksi dini jika terjadi gangguan hormonal.