Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melaporkan temuan mengejutkan, yakni sekitar 250 kasus baru Human Immunodeficiency Virus (HIV) selama periode Januari hingga April 2025. Temuan ini menjadi perhatian serius bagi upaya pengendalian penyakit menular di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri menjelaskan bahwa individu yang terdiagnosis positif HIV akan mendapatkan pemantauan rutin dan terapi obat-obatan secara teratur. Tujuan utama dari penanganan ini adalah untuk mengendalikan perkembangan virus dalam tubuh. Dengan terkontrolnya virus, pengidap HIV dapat tetap beraktivitas normal seperti individu sehat lainnya.
Pada tahun 2024, tercatat total 1.050 kasus HIV di Kepri. Pasien-pasien ini secara rutin menjalani pemeriksaan dan mengonsumsi obat-obatan untuk menjaga kesehatan mereka serta mengurangi risiko penularan HIV kepada orang lain.
Data menunjukkan bahwa mayoritas penderita HIV di Kepri adalah laki-laki (77 persen), sementara sisanya adalah perempuan (23 persen). Kelompok usia produktif, yaitu antara 15 hingga 45 tahun, menjadi kelompok yang paling banyak terinfeksi.
Pergaulan bebas, terutama seks bebas dan perilaku seksual sesama jenis, serta penggunaan narkoba suntik bersama, menjadi faktor pemicu utama penyebaran HIV di Kepri.
Pencegahan HIV sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan menghindari seks bebas, terutama hubungan seksual yang menyimpang. Dinas Kesehatan Kepri terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi kepada kelompok-kelompok berisiko untuk memutus rantai penularan penyakit ini.
Masyarakat diimbau untuk memiliki kesadaran tinggi dalam menjaga diri dari penularan HIV. Khususnya bagi remaja yang belum menikah, penting untuk menjauhi pergaulan bebas, seperti seks bebas. Bagi yang sudah menikah, disarankan untuk tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Pemerintah telah menyiapkan fasilitas pelayanan program HIV di puskesmas, termasuk layanan skrining atau pemeriksaan bagi individu yang berisiko HIV.
Perlu dipahami bahwa HIV adalah infeksi virus seumur hidup yang belum dapat disembuhkan dengan pengobatan saat ini. Pengobatan yang ada hanya berfungsi untuk mengendalikan virus melalui konsumsi obat-obatan secara rutin.