Jauhi Berita Buruk, Metabolisme Tubuh Lebih Sehat?

Mungkin terdengar aneh, tapi menjauhi berita negatif ternyata bisa jadi langkah baik untuk kesehatan, khususnya metabolisme tubuh. Terlalu sering terpapar kabar buruk, seperti kriminalitas, masalah ekonomi, atau konflik, dapat memicu stres dan berdampak pada cara tubuh memproses makanan.

Pakar saraf dari Harvard Medical School mengungkapkan bahwa berita negatif memicu kecemasan dan ketidakpastian. Kondisi ini memicu respons stres dalam tubuh, yang selanjutnya mengganggu metabolisme. Otak, yang bertugas menjaga keseimbangan energi tubuh, menjadi lebih rentan terhadap stres ketika kita kurang tidur, sakit, atau memiliki masalah keuangan. Akibatnya, kita bisa merasa sangat lelah dan kehabisan energi.

Stres akibat berita buruk juga memengaruhi cara tubuh memproses makanan. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang stres cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori. Jika kebiasaan ini berlanjut setiap hari, berat badan bisa naik signifikan dalam setahun. Lebih parahnya lagi, saat stres, tubuh bahkan bisa salah mengartikan lemak sehat dari makanan seperti kacang-kacangan menjadi lemak jahat.

Berita negatif membuat kita merasa terancam, padahal sebenarnya tidak. Hal ini membuat tubuh terus-menerus dalam mode siaga, yang pada akhirnya menyebabkan kelelahan emosional. Bahkan, menonton atau membaca berita buruk saat makan atau setelah makan dapat memperburuk dampaknya. Proses pencernaan makanan bisa terganggu oleh sinyal stres yang dikirimkan otak.

Oleh karena itu, membatasi paparan berita negatif adalah langkah sederhana namun efektif untuk menjaga metabolisme tetap sehat dan berat badan tetap stabil.

Nasi dan Diet: Tips Memilih Nasi yang Tepat untuk Menurunkan Berat Badan

Nasi tetap bisa menjadi bagian dari program diet. Kuncinya adalah memilih jenis nasi yang tepat untuk membantu menurunkan berat badan.

Scroll to Top