Kolesterol tinggi sering dikaitkan dengan usia lanjut. Namun, kini anak muda pun semakin berisiko. Ironisnya, banyak yang baru menyadari setelah mengalami serangan stroke atau masalah jantung.
Minimnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kolesterol menjadi perhatian utama. Banyak yang enggan memeriksakan diri sebelum merasakan gejala seperti pusing atau bahkan jatuh. Padahal, deteksi dini merupakan kunci untuk mencegah masalah kesehatan yang lebih serius.
Salah satu alasan keengganan tersebut adalah kekhawatiran akan biaya mahal. Padahal, pemeriksaan kolesterol terjangkau, bahkan gratis dalam program tertentu di puskesmas dan posyandu lansia.
Gaya Hidup Modern Jadi Pemicu
Data menunjukkan peningkatan kasus dislipidemia pada usia 30–50 tahun dalam beberapa tahun terakhir. Gaya hidup serba instan dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor utama penyebabnya. Konsumsi makanan cepat saji, kurangnya olahraga, dan pola makan yang tidak sehat berkontribusi terhadap peningkatan kadar kolesterol.
Pencegahan Lebih Baik Daripada Mengobati
Pentingnya saling mengingatkan antar anggota keluarga untuk melakukan pemeriksaan kolesterol. Ajak orang tua dan saudara untuk memeriksakan diri secara rutin. Deteksi dini dapat mencegah dampak yang lebih besar di kemudian hari.
Pemeriksaan kolesterol hanya membutuhkan waktu singkat, sekitar 5–10 menit. Manfaatnya sangat besar, yaitu menyelamatkan hidup. Selain itu, edukasi keluarga tentang pentingnya pola makan sehat dan gaya hidup aktif sangat penting agar anak-anak tumbuh dengan kebiasaan yang baik.
Jangan sampai stroke menyerang. Pemeriksaan kolesterol adalah wujud kepedulian terhadap diri sendiri dan keluarga. Lakukan pemeriksaan secara rutin untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit berbahaya.