Moskow kembali menjadi sasaran serangan drone Ukraina untuk kedua malam berturut-turut, insiden ini terjadi beberapa hari sebelum Parade Hari Kemenangan pada 9 Mei yang rencananya akan dihadiri sejumlah pemimpin dunia.
Wali Kota Moskow, Sergey Sobyanin, mengumumkan bahwa sistem pertahanan udara Rusia berhasil menembak jatuh setidaknya 19 drone Ukraina saat mendekati ibu kota. Meskipun tidak ada laporan korban jiwa, jatuhnya puing-puing drone mengakibatkan kerusakan pada jalan utama dan sebuah gedung apartemen di selatan Moskow.
Sebagai langkah antisipasi, empat bandara utama di Moskow sempat ditutup sementara, menyebabkan penundaan dan gangguan signifikan pada jadwal penerbangan.
Serangan ini terjadi menjelang kedatangan Xi Jinping ke Moskow untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari dan turut serta dalam perayaan Hari Kemenangan.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sepihak selama 3 hari yang dimulai pada 8 Mei, dengan alasan kemanusiaan.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak tawaran tersebut, menyebutnya sebagai "sandiwara" dan menekankan bahwa Ukraina hanya akan mempertimbangkan gencatan senjata yang lebih lama, minimal 30 hari, seperti yang diusulkan oleh Amerika Serikat.
Zelensky juga memberikan peringatan kepada para pemimpin asing yang berencana menghadiri perayaan di Moskow, menyatakan bahwa Ukraina tidak dapat bertanggung jawab atas kejadian di wilayah Rusia selama konflik berlangsung.
Dalam perkembangan lainnya, Zelensky mengungkapkan bahwa Ukraina telah menahan dua warga negara China yang berperang di pihak Rusia. Dia mengklaim bahwa lebih dari 150 warga China telah direkrut oleh Rusia untuk berperang di Ukraina. Pemerintah China membantah keterlibatan tersebut dan mengimbau warganya untuk tidak terlibat dalam konflik militer pihak manapun.