Konflik India-Pakistan Memanas: Saling Serang dan Ancaman Nuklir Mengintai

Ketegangan antara India dan Pakistan mencapai titik didih. Kedua negara yang memiliki kekuatan nuklir ini dilaporkan terlibat dalam aksi saling serang, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih besar.

Militer India mengklaim telah melancarkan serangan balasan terhadap pihak yang bertanggung jawab atas serangan di Pahalgam, Kashmir. Serangan yang diberi nama "Operasi Sindoor" ini menargetkan infrastruktur yang digunakan untuk merencanakan dan mengarahkan serangan teroris terhadap India. Pihak India menegaskan bahwa serangan mereka terukur dan tidak bersifat eskalatif, dengan fokus pada target non-militer.

Namun, pihak Pakistan memberikan pernyataan berbeda. Sumber militer Pakistan melaporkan bahwa serangan India menghantam lima lokasi di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan, termasuk Kotli, Ahmadpur Timur, Muzaffarabad, Bagh, dan Muridke. Lebih lanjut, militer Pakistan mengklaim telah berhasil menembak jatuh dua pesawat tempur Angkatan Udara India di sekitar Bhatinda dan Akhnoor.

Konflik ini menghidupkan kembali kekhawatiran mengenai potensi penggunaan senjata nuklir. Baik India maupun Pakistan memiliki hulu ledak nuklir. India diperkirakan memiliki sekitar 164 hulu ledak nuklir dan menganut kebijakan "Tidak Menggunakan Pertama Kali" (No First Use), meskipun kebijakan ini sempat ditinjau ulang. Sementara itu, Pakistan diperkirakan memiliki sekitar 170 hulu ledak nuklir dan tidak menganut kebijakan "Tidak Menggunakan Pertama Kali", memilih untuk menekankan penggunaan senjata nuklir taktis sebagai respons terhadap kekuatan konvensional India yang lebih besar.

Para ahli memperingatkan bahwa bahkan pertukaran nuklir kecil antara India dan Pakistan dapat menyebabkan kematian jutaan orang dalam waktu singkat dan memicu musim dingin nuklir yang berpotensi membahayakan kehidupan miliaran orang di seluruh dunia.

Situasi yang berkembang ini memerlukan perhatian dan diplomasi internasional yang mendesak untuk mencegah eskalasi konflik dan menghindari konsekuensi yang menghancurkan.

Scroll to Top