Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) tancap gas mendorong transformasi digital hingga ke level desa. Program unggulan "Gratis Internet di Desa" menargetkan 841 desa di tujuh kabupaten dan tiga kota mendapatkan akses internet cuma-cuma yang seluruh biayanya ditanggung pemerintah, mulai akhir tahun ini.
Inisiatif ini adalah bagian integral dari visi "Gratispol" yang digagas oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, berfokus pada pemerataan akses teknologi dan layanan publik digital hingga ke daerah terpencil. Program ini menjadi prioritas utama dalam upaya mempersempit jurang digital antara kota dan desa.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim mengungkapkan bahwa perencanaan program sedang berjalan dan akan segera memasuki tahap implementasi di lapangan. Rapat koordinasi dan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Diskominfo kabupaten/kota se-Kaltim dijadwalkan pada 15 Mei 2025.
Fokus utama pemasangan titik internet adalah menunjang pelayanan publik. Prioritas utama adalah kantor desa, diikuti puskesmas, sekolah, dan kemudian ruang publik atau pusat aktivitas warga seperti creative hub desa jika ketiganya sudah terlayani. Satu desa akan mendapatkan satu titik prioritas.
Beragam infrastruktur teknologi akan dimanfaatkan, mulai dari jaringan fiber optic, koneksi seluler, hingga satelit untuk menjangkau desa-desa terpencil. Penempatan titik akan dimulai dari lokasi yang mudah dijangkau secara geografis dan berlanjut bertahap, dengan target selesai pada akhir Desember 2025.
Pendanaan program ini berasal dari dua sumber anggaran, yaitu anggaran murni dan anggaran perubahan. Diskominfo Kaltim menjamin efisiensi penggunaan dana agar proses instalasi berjalan lancar dan tepat waktu.
Program ini mencakup 841 desa yang tersebar di 197 kelurahan dan 105 kecamatan. Setiap desa akan menerima fasilitas internet gratis dengan biaya operasional yang ditanggung penuh oleh pemerintah selama satu tahun mulai 2026, dan diperpanjang secara berkala hingga 2030 setelah evaluasi.
Pemprov Kaltim optimis bahwa langkah ini akan mempercepat pembangunan desa melalui akses informasi, peningkatan kualitas pendidikan, digitalisasi pelayanan kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi lokal berbasis teknologi. Program ini bukan hanya tentang menyediakan internet, tetapi juga membuka akses dan memberdayakan masyarakat desa agar mampu bersaing di era digital.