Ketegangan India-Pakistan Meningkat, Dunia Serukan Penahanan Diri

Jakarta, CNBC Indonesia – Eskalasi konflik antara India dan Pakistan telah memicu reaksi global. Para pemimpin dunia, hampir secara serempak, menyerukan kedua negara untuk menahan diri demi menjaga stabilitas kawasan.

Konflik ini bermula ketika India mengklaim telah menyerang sembilan lokasi di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan. Serangan tersebut diklaim menargetkan kelompok teroris yang bertanggung jawab atas serangan di Pahalgam, Kashmir, pada 22 April.

Berikut adalah rangkuman reaksi dari para pemimpin dunia:

Donald Trump, Presiden AS

Presiden Trump menyebut situasi ini "memalukan" dan berharap konflik dapat segera berakhir. Ia menyatakan baru mengetahui kejadian ini dan menyadari bahwa ketegangan antara kedua negara telah berlangsung lama.

Kementerian Luar Negeri China

China mengungkapkan kekhawatiran mendalam atas situasi tersebut. Sebagai negara yang berbatasan langsung dengan India dan Pakistan, China menyerukan kedua belah pihak untuk mengutamakan perdamaian dan stabilitas, serta menghindari tindakan yang dapat memperburuk keadaan. China juga menegaskan posisinya yang menentang segala bentuk terorisme.

Pemerintah Rusia

Rusia menyatakan keprihatinan atas meningkatnya konfrontasi militer. Pemerintah Putin mendesak India dan Pakistan untuk menahan diri dan menyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi damai.

Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyampaikan kekhawatiran mendalam mengenai dampak konflik ini bagi dunia. Ia menyerukan agar kedua negara menahan diri secara maksimal untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Yoshimasa Hayashi, Sekretaris Kabinet Jepang

Jepang mengutuk serangan teroris di Kashmir pada 22 April. Hayashi juga menyampaikan kekhawatiran bahwa situasi ini dapat memicu aksi balasan dan meningkat menjadi konflik militer skala penuh. Jepang mendesak India dan Pakistan untuk menahan diri dan menstabilkan situasi melalui dialog.

Reuven Azar, Duta Besar Israel untuk India

Duta Besar Israel untuk India, Reuven Azar, menyatakan dukungannya terhadap hak India untuk membela diri. Ia menekankan bahwa teroris tidak boleh memiliki tempat untuk bersembunyi.

Jean-Noel Barrot, Menteri Luar Negeri Prancis

Prancis menyerukan kepada India dan Pakistan untuk menahan diri guna menghindari eskalasi. Barrot menekankan bahwa tidak ada pihak yang diuntungkan dari konfrontasi berkepanjangan antara kedua negara.

Sheikh Abdullah bin Zayed, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri UEA

Sheikh Abdullah bin Zayed menyerukan kepada India dan Pakistan untuk menahan diri, meredakan ketegangan, dan menghindari eskalasi lebih lanjut yang dapat mengancam perdamaian regional dan internasional.

Kementerian Luar Negeri Turki

Turki menyerukan India dan Pakistan untuk bertindak dengan akal sehat, menyatakan bahwa aksi militer terbaru India menciptakan risiko "perang total." Turki mengulangi dukungannya terhadap seruan Pakistan untuk melakukan investigasi atas serangan militan Islamis yang menewaskan 26 orang di wilayah administrasi India di kawasan Himalaya pada 22 April.

Kementerian Luar Negeri Indonesia

Indonesia terus mengamati perkembangan situasi antara India dan Pakistan. Kemlu mendorong kedua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan dialog dalam menyelesaikan krisis. Pemerintah juga mengimbau WNI di kedua negara untuk tetap waspada dan menghindari bepergian ke wilayah terdampak dan tempat-tempat yang mungkin menjadi sasaran konflik.

Kementerian Luar Negeri Iran

Iran menyuarakan "keprihatinan mendalam" setelah India dan Pakistan terlibat baku tembak berat dalam kekerasan terburuk antara dua negara bersenjata nuklir itu dalam dua dekade terakhir. Juru bicara kementerian luar negeri Esmaeil Baqaei "menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan" dan menyerukan kepada kedua belah pihak untuk "menahan diri."

Scroll to Top