Riezky Aprilia Ungkap Tekanan Hasto Kristiyanto untuk Mundur dari DPR Demi Harun Masiku

Sidang kasus dugaan suap dan upaya menghalangi penyidikan dengan terdakwa Hasto Kristiyanto mengungkap fakta baru. Mantan anggota DPR RI dari PDI-P, Riezky Aprilia, menjadi saksi kunci yang membeberkan tekanan yang ia terima dari Sekjen PDIP tersebut.

Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Riezky menjelaskan pertemuannya dengan Hasto pada 27 September 2019. Saat itu, Hasto memintanya untuk mengundurkan diri dari kursi DPR RI periode 2019-2024, dengan tujuan agar posisinya dapat digantikan oleh Harun Masiku. Riezky mengaku menolak permintaan tersebut.

"Saya mempertanyakan alasannya, mengapa saya harus mundur padahal saya juga kader partai dan bekerja untuk PDI Perjuangan," ujarnya dengan nada emosional.

Menurut Riezky, Hasto berdalih bahwa permintaan tersebut adalah perintah partai. Namun, Riezky bersikeras hanya akan mengundurkan diri jika mendapat perintah langsung dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Penolakan ini membuat Hasto marah dan menekankan posisinya sebagai sekretaris jenderal partai.

Riezky mengaku sempat terpancing emosi dan membalas Hasto dengan mengatakan, "Saya tahu Anda Sekjen Partai, tetapi Anda bukan Tuhan." Ketegangan ini kemudian diredakan oleh Ketua DPP Bidang Kehormatan PDI Perjuangan, Komarudin Watubun.

Kasus ini sendiri menyeret Hasto dalam dugaan menghalangi penyidikan terkait penanganan perkara Harun Masiku. Hasto diduga memerintahkan Harun untuk merendam telepon genggamnya setelah mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, ditangkap KPK. Perintah tersebut disampaikan melalui penjaga Rumah Aspirasi, Nur Hasan. Selain itu, Hasto juga didakwa menyuap Wahyu Setiawan sebesar Rp600 juta terkait proses pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR terpilih 2019-2024. Suap tersebut bertujuan memenangkan Harun Masiku sebagai anggota DPR RI PAW Daerah Pemilihan Sumatera Selatan (Sumsel) menggantikan Nazaruddin Kiemas yang meninggal dunia.

Scroll to Top