Kelompok bersenjata Houthi di Yaman menegaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata yang baru-baru ini disepakati dengan Amerika Serikat (AS) tidak mencakup jaminan keamanan bagi Israel. Hal ini membuka kemungkinan serangan terhadap kapal-kapal yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah akan terus berlanjut.
Menurut juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, perjanjian tersebut hanya berfokus pada penghentian agresi terhadap kapal-kapal AS, tanpa ada klausul yang mengikat mereka untuk menghentikan serangan terhadap target Israel. "Selama AS tidak lagi menyerang kami, kami pun akan berhenti, karena posisi kami adalah defensif," ungkapnya.
Pernyataan ini muncul setelah pengumuman Presiden AS Donald Trump terkait penghentian serangan udara terhadap kelompok Houthi, menyusul mediasi oleh Oman untuk mengakhiri serangan Houthi terhadap kapal-kapal AS di Laut Merah. Trump menyatakan akan mempercayai janji Houthi dan segera menghentikan pengeboman.
Meskipun belum ada laporan serangan baru terhadap kapal dagang di Laut Merah sejak Januari, juru bicara militer Houthi secara terpisah menyatakan bahwa mereka tetap menargetkan Israel. Mereka mengklaim telah meluncurkan serangan drone ke arah Israel pada Rabu malam.
Militer Israel sendiri mengklaim telah mencegat sebuah drone yang datang dari arah timur, meskipun tidak merinci asalnya. Media Israel melaporkan bahwa sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman jatuh di luar wilayah Israel.
Ketegangan antara Israel dan Houthi meningkat setelah sebuah rudal Houthi mendarat di dekat Bandara Ben Gurion, Israel, yang kemudian dibalas dengan serangan udara Israel ke pelabuhan Hodeidah dan Bandara Sanaa di Yaman. Israel menyasar posisi-posisi Houthi yang dianggap sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional mereka.
Sejak pertengahan Maret, militer AS telah melancarkan operasi militer dan mengklaim telah menyerang lebih dari 1.000 target di Yaman. Operasi ini diklaim telah menewaskan ratusan anggota Houthi dan beberapa pemimpin senior mereka. Namun, serangan tersebut menuai kritik karena menimbulkan korban sipil. Sebuah serangan pada akhir April dilaporkan menewaskan puluhan orang di sebuah pusat migran.
Meskipun ketegangan antara AS dan Houthi mereda, situasi tetap rentan. Serangan terhadap kapal atau target terkait Israel berpotensi memicu kembali konflik besar di wilayah yang telah lama dilanda perang ini.