Acer memasuki arena perangkat wearable dengan inovasi terbaru: cincin pintar Acer FreeSense. Langkah ini memunculkan pertanyaan, mengapa cincin pintar dan bukan smartwatch yang sudah umum?
Menurut petinggi Acer, FreeSense adalah wujud nyata dari visi perusahaan tentang perangkat edge yang memanfaatkan kekuatan AI. "Tahun ini adalah tahun aplikasi AI dan perangkat edge. FreeSense adalah contoh awal dari perangkat edge yang menggunakan AI," ungkapnya.
Cincin pintar, kata mereka, adalah cara Acer mendiferensiasikan diri di pasar. "Pasar jam tangan sudah sangat ramai. Cincin pintar masih sedikit. Kami menawarkan variasi bentuk, agar semua orang bisa menikmati AI," jelasnya.
FreeSense hadir dalam tujuh ukuran (7-13) dengan berat sangat ringan, hanya 2-3 gram dan ketebalan 2,6 mm. Baterainya diklaim mampu bertahan hingga empat hari.
Dari segi fungsi, FreeSense tak kalah canggih. Cincin ini mampu melacak detak jantung, variabilitas detak jantung (HRV), kadar oksigen dalam darah, dan kualitas tidur. Fitur-fitur ini serupa dengan yang ditawarkan oleh smartwatch pada umumnya.
Saat ini, Acer FreeSense belum tersedia secara global, termasuk Indonesia. Harganya diperkirakan sekitar USD 199. Langkah Acer ini menunjukkan ambisi perusahaan untuk merambah pasar wearable yang lebih spesifik dan fokus pada integrasi AI dalam kehidupan sehari-hari.