Misteri Jupiter Menyusut: Bagaimana Planet Raksasa Kehilangan Ukurannya?

Jupiter, sang raja planet di tata surya kita, menyimpan misteri yang menarik. Siapa sangka, dulunya planet ini jauh lebih besar dari yang kita lihat sekarang? Lalu, apa yang menyebabkan Jupiter mengalami penyusutan yang signifikan selama miliaran tahun?

Pada masa awal tata surya, sekitar 4,5 miliar tahun silam, Jupiter diperkirakan memiliki ukuran setidaknya dua kali lipat dari ukuran saat ini, dengan medan magnet 50 kali lebih kuat. Gravitasi Jupiter yang dahsyat, bersama dengan Matahari, memainkan peran penting dalam membentuk tata surya, memengaruhi orbit planet lain dan benda-benda langit berbatu.

Memahami bagaimana Jupiter terbentuk dan bagaimana ukurannya berubah dapat memberikan wawasan berharga tentang pembentukan kehidupan di alam semesta. Para ilmuwan mempelajari pergerakan bulan-bulan Jupiter untuk mengungkap ukuran planet ini di masa lalu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jupiter awalnya memiliki radius sekitar dua hingga 2,5 kali lebih besar dari ukuran saat ini, agar bulan-bulannya, Amalthea dan Thebe, memiliki orbit yang mereka miliki sekarang. Saat ini, radius Jupiter adalah 69.911 kilometer, menjadikannya 11 kali lebih lebar dari Bumi. Bayangkan, jika Bumi adalah sebutir anggur, Jupiter adalah bola basket!

Penyusutan Jupiter terjadi karena permukaannya mendingin dan mengerut seiring berjalannya waktu. Ketika terbentuk, planet ini sangat panas dan besar, namun perlahan-lahan menyusut selama miliaran tahun.

Penyusutan lambat ini, sekitar 2 sentimeter per tahun, melepaskan energi yang menyebabkan Jupiter memancarkan lebih banyak energi daripada yang diterimanya dari Matahari. Fenomena ini menunjukkan bahwa bahkan setelah miliaran tahun, masih ada petunjuk yang memungkinkan kita merekonstruksi kondisi fisik Jupiter di awal keberadaannya.

Scroll to Top