Menteri ESDM Ancam Cabut Izin Inpex Jika Proyek Masela Tak Kunjung Produksi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberikan peringatan keras kepada Inpex Co, operator Blok Masela. Izin Inpex terancam dicabut jika perusahaan tersebut tidak segera memulai produksi, meski telah memegang konsesi selama 26 tahun.

Kementerian ESDM telah melayangkan Surat Peringatan (SP) 1 kepada Inpex. Bahlil menegaskan, jika peringatan tersebut tidak diindahkan, SP 2 akan segera diberikan, dan jika masih belum ada tindakan nyata, pencabutan izin akan menjadi langkah selanjutnya demi kepentingan negara.

Selain Inpex, Bahlil juga menyatakan akan mengevaluasi izin pengelolaan Wilayah Kerja migas lainnya yang dinilai lambat dalam perkembangan. Langkah ini diambil untuk mendongkrak produksi migas nasional serta meningkatkan pendapatan negara. Evaluasi dapat berujung pada pencabutan izin jika tidak ada kemajuan signifikan.

Di sisi lain, Inpex Masela, LTD, bersama dengan Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) dan Petronas Masela Sdn. Bhd. (Petronas Masela) telah memulai inisiasi desain proyek atau Onshore LNG Front-End Engineering Design (OLNG-FEED) untuk pengembangan Proyek LNG Abadi. Fase ini fokus pada pemilihan teknologi likuefaksi dan penggerak turbin gas, elemen krusial untuk mempercepat tahapan desain rekayasa awal.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, menilai inisiasi FEED ini sebagai sinyal positif bagi pengembangan Lapangan Abadi. Blok Masela masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) karena perannya dalam mendukung ketahanan energi nasional. Djoko menargetkan proyek ini mulai beroperasi (onstream) pada tahun 2030.

Presiden dan CEO INPEX Corporation, Takayuki Ueda, menyatakan bahwa inisiasi FEED menjadi pencapaian penting yang menunjukkan kemajuan Proyek Abadi Masela. Ia menambahkan bahwa proyek ini akan memberikan nilai besar dalam memperkuat ketahanan energi Indonesia. Ueda juga mengungkapkan bahwa Blok Masela dirancang menjadi proyek LNG pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sejak awal pengembangan, yang berperan penting dalam mendorong target dekarbonisasi. Inpex berencana memulai tahapan FEED pada pertengahan 2025 dan menargetkan pengambilan Final Investment Decision (FID) sebelum memasuki fase rekayasa, pengadaan, konstruksi, dan instalasi (EPCI).

Scroll to Top