Ribuan tahun silam, gelombang tsunami maha dahsyat menghantam Tongatapu, Tonga, menyisakan jejak berupa bongkahan batu raksasa yang terdampar jauh di daratan. Kejadian ini membuka tabir masa lalu tentang ancaman tsunami ekstrem yang mungkin terjadi di masa depan.
Batu raksasa, yang dikenal dengan nama Maka Lahi oleh penduduk setempat, ditemukan tergeletak sekitar 200 meter dari bibir pantai. Lebih mencengangkan lagi, batu ini awalnya berada di puncak tebing setinggi 30 meter, jauh di luar jangkauan tsunami biasa. Para ilmuwan memperkirakan, batu berbobot 1.180 ton ini terangkat dan terlempar oleh gelombang raksasa.
Untuk memindahkan batu sebesar ini, diperlukan tsunami dengan tinggi gelombang mencapai 50 meter dan berlangsung selama 90 detik. Ukuran ini jauh melampaui catatan tsunami terbesar yang pernah diukur, menunjukkan kekuatan alam yang luar biasa.
Penelitian terhadap Maka Lahi mengungkap bahwa peristiwa tsunami dahsyat ini terjadi sekitar 6.891 tahun lalu. Analisis lapisan batu kapur sekunder yang terbentuk di sisi-sisi batu mengonfirmasi usia kejadian tersebut. Para ahli menduga, tsunami ini mungkin disebabkan oleh runtuhnya lereng gunung berapi saat terjadi letusan.
Penemuan ini sangat penting untuk memahami potensi ancaman tsunami di wilayah rawan gempa seperti Tonga. Tsunami yang lebih kecil pada tahun 2022 lalu telah menewaskan enam orang dan menyebabkan kerusakan parah. Memahami frekuensi kejadian tsunami ekstrem di masa lalu dapat membantu perencanaan dan mitigasi bencana di masa depan.
Selain Maka Lahi, terdapat bongkahan batu lain di Tongatapu, Maui Rock, yang juga diyakini dipindahkan oleh tsunami. Namun, Maui Rock berasal dari tebing yang lebih rendah dan dipindahkan dalam jarak yang lebih pendek. Kejadian ini diperkirakan terjadi sekitar 500 tahun lalu, mengindikasikan bahwa Tonga rentan terhadap tsunami dari berbagai arah dan tidak dapat mengandalkan jeda waktu yang lama antar peristiwa.
Penemuan batu-batu raksasa ini mengingatkan kita akan kekuatan alam yang dahsyat dan pentingnya memahami sejarah tsunami untuk melindungi diri dari ancaman di masa depan. Penelitian lebih lanjut, termasuk survei dasar laut, diharapkan dapat memberikan jawaban lebih lanjut tentang sumber dan karakteristik tsunami dahsyat yang pernah melanda Tonga.