Keputusan Sefas Group mengakuisisi seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di Indonesia mengundang perhatian publik. Perusahaan ini, yang didirikan oleh dua pengusaha Indonesia, Herman Soegeng dan Ricky Roesly, kini menjadi sorotan.
Sefas Group sendiri berdiri sejak tahun 1997. Herman Soegeng, dengan gelar sarjana dari Oklahoma State University, menjabat sebagai Direktur di Sefas Group. Selain kesibukannya di dunia bisnis, Herman juga dikenal sebagai seorang pastor di Gereja IFGF Jakarta.
Sementara itu, Ricky Roesly, lulusan California State University, Fresno, dan pemegang gelar MBA dari City University, Seattle, saat ini memegang posisi President Director Sefas Group. Pengalamannya di bidang manajemen menjadi modal penting dalam mengembangkan Sefas menjadi grup usaha yang merambah berbagai sektor.
Awal mula Sefas Group adalah PT Sefas Pelindotama, distributor resmi pelumas Shell Indonesia. Perusahaan ini berkembang pesat dari Balikpapan hingga mencapai kawasan industri pertambangan strategis di Kalimantan. Sefas Pelindotama memiliki jaringan gudang dan kantor cabang yang luas, meliputi Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Berau, Tarakan, serta gudang pendukung di Surabaya, dengan kantor pusat di Jakarta.
Selain Sefas Pelindotama, Sefas Group juga menaungi beberapa perusahaan lain seperti Sefias Keliantama, Trinina Panutan, dan Blue Coolant Indonesia.
Akuisisi jaringan SPBU Shell di Indonesia dilakukan bersama Citadel Pacific Limited (CPL), perusahaan induk swasta asal Filipina yang dimiliki oleh keluarga Delgado. CPL memiliki pengalaman dalam mengelola merek Shell di beberapa negara, termasuk akuisisi bisnis LPG Shell di Filipina dan LPG ExxonMobil di Hong Kong dan Makau.
Kemitraan ini menjadikan Sefas Group sebagai pemain baru yang signifikan dalam bisnis ritel Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia, melalui pengambilalihan aset SPBU Shell.