TEL AVIV – Penunjukan Mayor Jenderal David Zini sebagai kepala Shin Bet, badan keamanan internal Israel, diwarnai kontroversi menyusul bocornya rekaman audio berisi komentar yang dinilai bernada anti-Islam.
Media lokal melaporkan, Zini melontarkan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan para pemukim di dekat Jalur Gaza. Dalam rekaman itu, Zini menyatakan adanya peringatan intelijen berkelanjutan tentang umat Muslim yang memiliki niat buruk terhadap orang Yahudi, "sejak kelahiran [Nabi] Ismail hingga pemberitahuan lebih lanjut."
Komentar ini muncul di tengah diskusi mengenai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan perang Israel di Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menyebabkan ratusan ribu lainnya luka-luka.
Zini juga menyebut bahwa upaya intensif untuk membebaskan sandera menghambat pencapaian tujuan perang, yaitu melenyapkan Hamas. Ia menegaskan bahwa perang di Gaza belum mencapai sasarannya dan mewanti-wanti agar tidak ada yang menjamin tidak adanya ancaman.
Dalam pernyataan yang sama, Zini mengakui bahwa Israel tidak memiliki cukup pasukan untuk mengamankan perbatasan atau melindungi warganya di semua lini.
Penunjukan Zini sebagai kepala Shin Bet menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk otoritas hukum dan mantan pejabat keamanan, yang mempertanyakan legalitas dan kelayakan proses pengangkatannya. Jaksa Agung bahkan memperingatkan bahwa Perdana Menteri Israel tidak memiliki wewenang untuk mengonfirmasi pengangkatan tersebut sebelum menyelesaikan pemeriksaan hukum.
Latar belakang Zini yang berasal dari keluarga Zionis religius dan tinggal di permukiman di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel turut menambah kontroversi ini. Pernyataannya menandai perbedaan pendekatan yang mencolok dari kepala Shin Bet sebelumnya.