Kisah Balas Dendam dan Pemerasan Trump: Harvard dan Keluarga Pritzker dalam Pusaran Kontroversi

Pemerintahan Donald Trump mengirimkan surat sepanjang lima halaman yang mengancam Universitas Harvard. Inti dari surat tersebut adalah ancaman penahanan dana federal jika Harvard tidak mengikuti tuntutan ideologis yang dinilai memberatkan. Surat itu ditujukan kepada Rektor Harvard, Dr. Alan Garber, dan anggota senior Dewan Gubernur, Penny Pritzker.

Penny Pritzker dikenal sebagai tokoh berpengaruh dari keluarga Pritzker yang kaya raya. Keluarga ini memiliki sejarah panjang dengan Trump, dimulai dari kemitraan real estat pertama Trump di Manhattan pada tahun 1975.

Hubungan bisnis Trump dengan keluarga Pritzker tidak selalu berjalan mulus. Pada awalnya, Trump memanfaatkan koneksi ayahnya untuk mendapatkan keringanan pajak yang signifikan untuk renovasi Hotel Commodore. Namun, bank enggan mendanai proyek tersebut, sehingga Trump menjalin kemitraan dengan Hyatt Hotels, yang saat itu dipimpin oleh Jay Pritzker, paman Penny.

Setelah sukses awal, kemitraan tersebut berubah menjadi konflik berkepanjangan. Trump mengeluhkan bahwa Hyatt memintanya untuk membayar bagiannya dalam peningkatan hotel, padahal ia sedang mengalami kesulitan keuangan. Trump merasa diperlakukan tidak adil dan bersumpah untuk membalas dendam.

Perselisihan ini sebenarnya sudah diprediksi oleh audit pada tahun 1989. Audit tersebut menemukan bahwa Trump diduga telah menggunakan prosedur akuntansi yang tidak lazim untuk mengurangi kewajiban pajaknya kepada kota New York. Ketika auditor bersiap untuk merilis temuan tersebut, orang-orang Trump berusaha untuk menekan mereka.

Trump mencoba membalikkan keadaan dengan mengajukan gugatan hukum pada tahun 1993, menuduh keluarga Pritzker melakukan pemerasan dan menjarah puluhan juta dolar dari Grand Hyatt. Keluarga Pritzker membantah tuduhan tersebut dan mengajukan gugatan balik, menuntut ganti rugi atas kerusakan yang disebabkan oleh kegagalan Trump memenuhi kewajiban keuangannya.

Kedua belah pihak akhirnya mencapai penyelesaian di luar pengadilan. Trump menjual sahamnya di hotel tersebut kepada keluarga Pritzker pada tahun 1996.

Kisah ini menjadi pengingat tentang gaya bisnis Trump yang agresif dan keinginannya untuk membalas dendam. Kini, sebagai presiden, Trump kembali berhadapan dengan keluarga Pritzker melalui ancaman terhadap Harvard. Penny Pritzker, sebagai anggota Dewan Gubernur Harvard, menolak untuk tunduk pada ancaman tersebut.

Seorang mantan auditor yang pernah berurusan dengan Trump di masa lalu mengatakan bahwa Trump masih menggunakan taktik yang sama dalam bisnisnya, yaitu meremehkan keuntungan dan melebih-lebihkan biaya. Menurutnya, Trump adalah orang yang tidak berprinsip yang hanya peduli pada kesuksesan dirinya sendiri.

Scroll to Top