Dunia hiburan dan olahraga Indonesia berduka atas kepergian Irianti Erningpraja, seorang seniman serba bisa yang dikenal sebagai penyanyi, artis, dan mantan atlet renang. Irianti menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Pasar Rebo, Jakarta, pada hari Selasa, 27 Mei, di usia 59 tahun.
Kabar duka ini pertama kali disampaikan oleh penyanyi senior Nicky Astria dan pengamat musik Stanley Tulung melalui media sosial. Unggahan tersebut menyampaikan rasa kehilangan dan doa bagi almarhumah.
Jenazah Irianti disemayamkan di rumah duka di kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan. Ia wafat didampingi oleh suami, anak-anak, dan keluarga terdekat. Informasi mengenai rencana pemakaman belum diumumkan oleh pihak keluarga. Penyebab kematian Irianti juga belum diungkapkan.
Irianti, yang lahir di Jakarta pada 18 November 1965, adalah putri dari Ahem Erningpraja, Menteri Perburuhan di era Presiden Soekarno.
Sebelum terjun ke dunia hiburan, Irianti mengukir prestasi sebagai atlet renang. Ia pernah berpartisipasi dalam berbagai ajang bergengsi, termasuk PON IX, SEA Games 1977, dan Asian Games 1978. Sayangnya, karirnya sebagai perenang harus terhenti akibat penyakit sinusitis yang dideritanya.
Setelah meninggalkan dunia renang, Irianti beralih ke dunia seni dengan bergabung dengan grup tari Swara Maharddhika yang dipimpin oleh Guruh Soekarnoputra. Ia kemudian mengembangkan karirnya sebagai koreografer dan produser untuk berbagai acara, termasuk perayaan ulang tahun TVRI.
Pada tahun 1983, dengan bantuan Candra Darusman dan Adjie Soetama, Irianti memasuki industri musik Indonesia. Ia menciptakan lagu yang berhasil membawa Vina Panduwinata meraih juara pertama di Festival Pop Song Nasional 1983.
Irianti kemudian dikenal sebagai penulis lagu handal yang menghasilkan karya-karya hits untuk berbagai penyanyi ternama, seperti Vina Panduwinata, Atiek CB, Trio Libels, Ismi Azis, Nia Zulkarnain, Titi DJ, Indra Lesmana, hingga Cynthia Lamusu. Beberapa lagu populer ciptaannya antara lain "Kuharus Mencari" (1986), "Aku Cinta Aku Rindu" (1987), "Senyumlah Sayang" (1989), dan "Mengapa Kau Tinggalkan Aku" (1995).
Kepergian Irianti Erningpraja meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan seluruh penggemarnya. Karya-karyanya akan terus dikenang dan menjadi bagian dari sejarah musik Indonesia.