Kekecewaan karena gagal merebut mahkota Serie A tak menyurutkan ambisi Marcus Thuram. Justru, api semangatnya berkobar lebih besar menatap laga puncak Liga Champions 2025. Inter Milan akan berhadapan dengan Paris Saint-Germain (PSG) di Munich, sebuah panggung yang tak hanya menjanjikan trofi bergengsi, tetapi juga kisah pribadi yang mendalam bagi Thuram.
Pertandingan 1 Juni nanti menjadi lebih dari sekadar final. Bagi Thuram, ini adalah kesempatan untuk menuliskan lembaran baru dalam sejarah, sebuah warisan keluarga yang akan dikenang. Meski gagal meraih Scudetto, ia bertekad memberikan yang terbaik untuk Inter Milan.
Lawan yang dihadapi pun bukan sembarang tim. PSG adalah klub yang berasal dari kota tempat Thuram dibesarkan. Faktor ini menambah dimensi emosional yang kuat pada pertandingan final tersebut. Pertarungan di lapangan hijau bukan hanya soal taktik dan strategi, tetapi juga soal harga diri dan pembuktian. Laga ini akan menjadi sangat istimewa bagi Marcus Thuram, sebuah kombinasi antara ambisi profesional dan ikatan emosional yang kuat.