Kasus DBD di Gresik Meningkat, Kebomas Jadi Wilayah dengan Kasus Tertinggi

Kabupaten Gresik mengalami peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang signifikan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik mencatat adanya 233 kasus DBD yang terjadi sejak Januari hingga Mei 2025.

Kecamatan Kebomas menjadi wilayah dengan penyebaran kasus DBD paling tinggi, mencapai 48 pasien. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik, dr. Puspitasari Wardani, menjelaskan bahwa penularan virus dengue penyebab DBD ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Selain Kebomas, kasus DBD juga tersebar di beberapa kecamatan lain, diantaranya Manyar (39 kasus), Cerme (24), Gresik (15), Benjeng (14), Driyorejo (13), Balongpanggang dan Dukun (masing-masing 12), serta wilayah lainnya dengan jumlah kasus yang bervariasi.

Mengenai pelaksanaan fogging, dr. Puspitasari menjelaskan bahwa tindakan tersebut hanya dilakukan berdasarkan petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan. Fogging dapat dilaksanakan jika terdapat pasien positif DBD di wilayah tersebut, yang dibuktikan dengan hasil laboratorium yang menunjukkan penurunan trombosit dan peningkatan hematokrit.

Dinkes Gresik menyediakan obat insektisida dan meminjamkan alat fogging. Sementara untuk biaya bahan bakar minyak (BBM) dan tenaga pelaksana, menjadi tanggung jawab puskesmas dan pemerintah desa setempat.

Menanggapi adanya informasi mengenai pungutan biaya hingga Rp 6 juta per RW untuk layanan fogging melalui puskesmas, Dinkes Gresik menyatakan akan menelusuri kebenaran informasi tersebut.

Scroll to Top