Kasus narkoba skala besar yang menyeret nama Fredy Pratama mengungkap keterlibatan seorang wanita asal Dukuh Sumber Agung, Balong, Ponorogo. Dewi Astutik, nama yang santer dibicarakan, ternyata bukan Dewi yang sebenarnya. Fakta mengejutkan ini terungkap setelah penyelidikan mendalam oleh pihak kepolisian.
Ternyata, wanita yang menjadi buronan Interpol itu adalah PA, kakak kandung Dewi. PA dengan tega menggunakan identitas adiknya untuk menutupi jejak kejahatannya dalam jaringan penyelundupan sabu 2 ton tersebut.
Kepolisian Ponorogo membenarkan bahwa Dewi Astutik adalah warga mereka yang telah lama bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Penangkapan jaringan ini di Batam oleh BNN dan tim gabungan membuktikan bahwa kasus ini terkait erat dengan jaringan Fredy Pratama.
Modus operandi PA terbilang licik. Ia memalsukan identitas adiknya untuk mengelabui petugas. Kepolisian menjelaskan bahwa Dewi Astutik telah lama menjadi target buronan internasional, bahkan Interpol telah menerbitkan red notice untuknya. Diduga, keberadaan PA saat ini berada di Kamboja, bukan di Ponorogo.
Penyelidikan di lapangan menguatkan fakta bahwa Dewi Astutik yang asli memang warga Ponorogo. Namun, identitas yang digunakan oleh PA adalah identitas keluarga. Karena lama bekerja di luar negeri, Dewi jarang pulang kampung, sehingga PA leluasa menggunakan identitasnya. Kasus ini mencuat setelah viral di media sosial, yang menyebut Dewi Astutik sebagai dalang penyelundupan sabu seberat 2 ton yang terafiliasi dengan jaringan internasional Fredy Pratama. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.