Project Nexus: Jembatan Pembayaran Lintas Negara untuk Era Digital

Kebutuhan akan konektivitas finansial yang cepat dan tanpa batas semakin mendesak di era digital. Transfer uang antar negara yang masih lambat dan mahal menjadi ironi di tengah kemudahan pembayaran domestik melalui QRIS.

Project Nexus, inisiatif dari Bank for International Settlements (BIS), hadir sebagai solusi. Proyek ini bertujuan membangun konektivitas pembayaran lintas negara secara real-time, bukan sekadar proyek teknologi, tapi tonggak menuju sistem keuangan regional yang lebih inklusif.

Menyederhanakan Transaksi Lintas Batas

Nexus dirancang sebagai penghubung multilateral antar sistem pembayaran domestik. Alih-alih membangun koneksi bilateral yang rumit antar negara, Nexus menciptakan platform pusat yang dapat diakses semua peserta. Cukup "terhubung sekali", sebuah negara otomatis terintegrasi dengan seluruh anggota lain.

Inisiatif yang diumumkan pada 2021 ini telah memasuki tahap implementasi awal. Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan India berkomitmen untuk bergabung dalam peluncuran perdana pada 2026. Indonesia akan berperan sebagai pengamat sebelum bergabung penuh.

Negara-negara ini memiliki sistem pembayaran instan yang mapan seperti QRIS (Indonesia), PromptPay (Thailand), DuitNow (Malaysia), dan PayNow (Singapura). Meskipun beberapa sistem ini telah menjalin koneksi bilateral, Nexus menawarkan pendekatan yang lebih efisien.

QRIS dan Nexus: Sinergi, Bukan Persaingan

Nexus tidak menggantikan QRIS, melainkan memperluas jangkauannya. Sistem pembayaran nasional tetap menjadi antarmuka bagi konsumen, sementara Nexus bekerja di balik layar sebagai penghubung antar sistem. Pengguna QRIS dapat bertransaksi di luar negeri dengan pengalaman yang sama seperti di dalam negeri.

Pendekatan ini lebih inklusif karena tidak semua orang memiliki akses ke layanan perbankan internasional. Cukup dengan akun di sistem domestik, pengguna dapat bertransaksi lintas negara.

Nexus berbeda dari Visa, Mastercard, atau Western Union karena berbasis pada identitas pembayaran lokal dan dipayungi oleh lembaga keuangan resmi di setiap negara. Hal ini memberikan keunggulan dalam regulasi dan tata kelola, memungkinkan negara mempertahankan kedaulatan sistem pembayaran sambil tetap terbuka secara regional.

Manfaat dan Tantangan

Project Nexus akan mempermudah wisatawan, pekerja migran, dan UMKM dalam bertransaksi lintas negara. Integrasi ini juga mendukung arus modal yang lebih efisien, memperkuat kerja sama ekonomi, dan mempercepat inklusi keuangan lintas batas.

Namun, harmonisasi aturan perlindungan data, pengawasan anti pencucian uang, dan pengelolaan risiko siber menjadi tantangan yang harus diatasi. Kesiapan teknologi dan sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan proyek ini.

Partisipasi Indonesia dalam Nexus adalah langkah strategis dalam kebijakan ekonomi digital. Dengan populasi terbesar di ASEAN dan ekosistem pembayaran yang berkembang, Indonesia berpeluang menjadi pemimpin dalam integrasi keuangan kawasan.

Scroll to Top