Penyakit Jantung Bebani BPJS Hingga Triliunan Rupiah, Kasus Meningkat di Kalangan Muda

Penyakit jantung dan kardiovaskular masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, sekaligus menjadi beban biaya kesehatan yang sangat besar. Data terbaru menunjukkan bahwa penyakit jantung membebani BPJS Kesehatan hingga Rp 19,25 triliun pada tahun 2024, dengan total 22,55 juta kasus. Angka ini menjadikan penyakit jantung sebagai penyumbang biaya terbesar, melampaui kanker, stroke, gagal ginjal, dan hemofilia.

Ironisnya, penyakit jantung tidak lagi hanya menyerang kelompok usia lanjut. Ada peningkatan kasus yang signifikan pada anak muda di bawah 40 tahun, termasuk juga peningkatan kasus pada wanita muda.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan pola makan yang tidak sehat, menjadi penyebab utama peningkatan kasus penyakit jantung. Kebiasaan merokok, terutama di kalangan anak muda dan wanita yang menggunakan rokok elektrik, merusak dinding pembuluh darah, mengganggu sirkulasi darah, dan meningkatkan tekanan darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya penyakit jantung dan menghindari faktor risikonya. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, termasuk pengecekan tekanan darah, kadar kolesterol jahat, dan kadar gula darah, sangat penting untuk deteksi dini dan pencegahan penyakit jantung.

Scroll to Top